Tuntut Hak Tanah, Ratusan Warga Datangi PT APSL

Tuntut Hak Tanah, Ratusan Warga Datangi PT APSL
RIAUMANDIRI.co, TANAHPUTIH - Ratusan Warga Kepenghuluan Putat Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, Riau  yang menamakan dirinya Forum Masyarakat Peduli Putat ( Formas- PP) berunjuk rasa di depan kantor manajemen PT Andika Permata Sawit Lestari (PT APSL) yang selama ini melakukan kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah kepenghuluan Putat, Sabtu (11/11/201).
 
Kedatangan ratusan warga yang didampingi oleh Mahasiswa ini dengan menggunakan kapal boat Pompong. Massa berorasi di hadapan manajemen perusahaan menuntut atas hak-hak mereka yang selama ini tidak pernah direalisasikan oleh pihak PT.APSL sesuai dengan perjanjian kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya.
 
Terlihat Massa setelah turun dari kapal boat pompong  hendak memasuki lokasi PT.APSL terdengar teriakan dari salah satu mahasiswa mengatakan ;
" Saat ini kita akan merebut kembali hak kita yang dirampas perusahaan, kita akan berjuang terus untuk mengambil hak kita " ujar salah seorang mahasiswa dengan pengeras suara, " yang disambut massa dengan menyebut Takbir ..
 
"Kami minta dengan tegas PT APSL tidak lagi melakukan kegiatan disini," teriak orator,  yang disambut teriakan warga dengan mengatakan "Setuju!!," 
 
Informasi yang dirangkum, PT APSL milik Adi Suseno alias Anton warga Kerasaan (Sumut ) yang mengelola perkebunan Kelapa Sawit seluas lebih kurang 12.000 hektare yang berada di dua Kabupaten Rohil dan Rohul ini, disebut-sebut kebal hukum. Pasalnya, perusahaan ini mengolah lahan ribuan hektare tanpa mengantongi izin dari pemerintah daerah maupun pusat.
 
Perusahaan selalu berdalih bahwa pihak PT APSL hanya mitra atau bapak angkat dari Kelompok Tani Maju Bersama ( KTB ) yang dibentuk oleh warga Putat. 
 
Sebelumnya sejak tahun 2009.dengan sistim bagi hasil 70 % bagi perusahan dan 30 % bagi warga. Namun faktanya warga tidak pernah menerima hasil pembagian itu, justru kehadiran PT APSL di daerah itu menimbulkan keresahan warga dan merampas lahan kebun warga yang sudah dikelola.
 
Saat massa ingin masuk ke lokasi perkebunan PT. APSL, puluhan sekuriti perusahaan sudah berjaga-jaga di perbatasan kebun untuk menghalau warga agar tidak masuk ke lokasi perkebunan, sehingga ketegangan dan nyaris bentrok hampir terjadi. Tidak berapa lama, pihak kepolisian Polres Rohil dan Polsek Tanah Putih tiba di lokasi hingga situasi dapat dikendalikan .
 
Kapolsek Tanah Putih Kompol Sanusi SH didampingi oleh Kasat Intel Polres Rohil AKP Pantun Banjarnahor menyampaikan kepada perwakilan warga, bahwa pihak manajemen PT APSL tidak ada di tempat berhubung hari Sabtu libur, dan Kasat intel berjanji akan mengupayakan pihak PT.APSL menemui warga dalam waktu satu pekan kedepan .
 
Koordinator unjuk rasa, Komar dalam aksinya menyampaikan kepada pemerintah daerah hingga pusat dan penegak hukum agar dapat melihat penderitaan dan permasalahan lahan warga Putat yang dirampas pihak PT.APSL.
 
Jika pihak PT.APSL tidak dapat melakukan mediasi dengan warga, maka akan pihaknya akan melanjutkan demonstrasi dengan massa yang lebih besar lagi. "Jika pihak perusahaan melalui body guard-nya bisa merusak dan menganiaya warga, kami juga bisa lakukan itu " ancamnya.
 
Sementara itu, salah satu warga, Maulana Saragih yang memiliki lahan seluas 82 hektare kebun sawit yang dirusak dan tiga unit rumah yang dibakar oleh pihak PT. APSL menceritakan perjuangannya menuntut haknya, bahwa kejadian sejak tahun 2012 sudah pernah dilaporkan kepada pihak polisi, DPRD , Gubernur, Menteri, hingga Presiden RI. namun sampai sekarang tidak ada penyelesaian. "Hanya ke Malaikat lah yang belum kami lapor," ujarnya dengan rasa kesal.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau
 
Reporter: Jhoni Saputra
Editor: Nandra F Piliang