Usaha Pernah Tutup, Kini Pria Asal Pelalawan Ini Miliki Omset Rp 250 juta

Usaha Pernah Tutup, Kini Pria Asal Pelalawan Ini Miliki Omset Rp 250 juta
RIAUMANDIRI.co, PANGKALAN KERINCI – Usaha pengolahan kayu yang pernah digeluti pria berusia 42 tahun ini terpaksa harus ditutup karena tidak memiliki perizinan resmi yang belakangan dianggap sebagai bagian dari praktek pembalakan liar atau illegal logging. 
 
Meski sempat hampir putus asa, Ia pun mencoba mencari peluang baru dan menawarkannya kepada sebuah perusahaan. Bermodal tekad sekuat baja, ia terus berusaha hingga akhirnya bisa menyewakan perahu atau pompong dan speedboat kepada PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
 
Mahyudin pada mulanya masih pesimis dengan usaha yang ia lakukan. Menjalani usaha yang sesuai aturan tidak lantas membuat lapang pikiran dan perasaannya. “Awalnya kami syok dengan perubahan, apakah kami mampu hidup dengan cara begini. Selain mental, kami dituntut perusahaan untuk belajar dan bisa melakukan administrasi keuangan. Tapi berkat bimbingan dari Community Development (CD) RAPP dengan diberikan juga kesempatan pelatihan, kami bisa menjalaninya hingga sekarang, ” katanya.
 
Mahyudin percaya untuk mengelola lima unit pompong lewat CV Mitra Pelalawan Setia (MPS) pada tahun 2004 lalu. Setiap tahun usahanya semakin menunjukkan perkembangan. Puncaknya pada tahun 2012, bukan hanya perahu, ia pun memiliki belasan speedboat 15 PK untuk mengangkut karyawan dan manajemen saat memantau aktifitas penanaman di lapangan, sementara pompong dimodifikasi dengan rak-rak yang digunakan untuk mengangkut bibit. 
 
Total jumlah pompong dan speedboat yang ia miliki menjadi 45 unit. CV MPS pun kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan mempekerjakan sebanyak 47 karyawan dengan omset yang mencapai Rp 250 juta. 
 
“Saya bersyukur akhirnya usaha saya bisa aman dan lancar, bisa memberi lapangan kerja kepada orang lain dan digaji sesuai UMK (Upah Minimun Kabupaten.red), ini merubah kehidupan kami, tidak seperti dulu lagi,” ujar Mahyudin.
 
“RAPP banyak memberikan perubahan dalam kehidupan saya. Kalau dalam bentuk materi, sebanyak apapun tidak akan bertahan lama, tetapi apabila ilmu yang diberikan akan berguna selamanya. Sejak bekerjasama dengan RAPP, hidup saya juga lebih tenang, tidak ada tekanan dan saya sudah memiliki pendapatan yang tetap,” ujarnya.
 
Mahyudin pun berharap keberadaan RAPP bisa terus mampu menciptakan lapangan kerja dan mampu memotivasi masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasional RAPP untuk terus memajukan dan meningkatkan perekonomian mereka.
 
General Manager CD RAPP, Marzum menyampaikan program Community Development merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap lingkungan sosial yang sesuai dengan cita-cita perusahaan. “Perusahaan memiliki cita-cita, yakni tumbuh dan berkembang bersama 
 
masyarakat. Perusahaan berupaya agar dapat melibatkan lebih banyak masyarakat dalam program yang dijalankan, sehingga perusahaan dapat memberi dampak yang besar kepada masyarakat,” ujar Marzum.
 
Marzum berharap, kesuksesan Mahyudin bisa ditularkan kepada teman-temannya yang lain sebagai mitra bina RAPP dan memotivasi mereka dalam bekerja. “Semoga apa yang diraih oleh Mahyudin bisa menjadi teladan bagi teman-temannya dalam bekerja,” harap Marzum.***