Setelah Peluncuran Iven Pesona Wisata Riau 2017

Gubri: Riau Bekerja Keras Capai 1 Juta Wisman

Gubri: Riau Bekerja Keras Capai 1 Juta Wisman
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Setelah meluncurkan iven Pesona Wista Riau 2017, yang bertajuk "Riau menyapa dunia", Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, kembali mempromosikan wisata Riau, melalui pesona Bumi Lancang Kuning di Jakarta, Jumat (17/3).
 
Acara pesona Bumi Lancang Kuning ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif RI, Arief Yahya, sejumlah duta besar dan negara sahabat, Wakil Deputi IV Efi Jayanti selaku Perwakilan Menteri Koordinator Kemaritiman RI, dan tamu kehormatan Jenderal (Purn.) Fakhrurazi.
 
Dalam sambutannya, Gubri mengatakan, sesuai dengan apa yang ditergetkan oleh Menteri Arief Yahya, kalau bisa Riau dikunjungi 1 juta wisman pada 2017. Oleh sebab itulah, Riau harus kerja keras untuk mencapai target tersebut.
 
Dengan bersama-sama masyarakat Riau mengeroyok pariwisata ini karena sektor pariwisata jika dikali-kali, dengan 1 juta kunjungan wisman itu sudah bisa mendatangkan devisa sekitar Rp15 triliun.
 
"Riau dikunjungi 1 juta wisman pada 2017. Ini Riau harus kerja keras dan Riau tak mengharapkan banyak-banyak 100.000 saja wisatawan mancanegara sudah bagus untuk Riau. Tapi Mentri memacu Riau agar wisman masuk ke Riau pada tahun ini 1 juta kunjungan. Dan ini harus kita kejar," ucap Gubri.
 
Dijelaskan Gubri, Dinas Kebudayaan baru saja diresmikan Januari 2017. Dinas Pariwisata ini sengaja dipisah dengan Dinas Kebudayaan Riau karena take line Riau the Home Line of Malayu. Ini untuk mengejar visi Riau 2020 mimpi Riau itu menjadi pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.
 
"Dinas Kebudayaan sengaja dibuat berdiri sendiri agar kewenangan dan SDM bertambah. Dan sekarang ini Riau sedang kerja keras untuk mencapai visi Riau 2020, dengan bekerjasama dengan Yayasan Melayu Nusantara bisa diadakan pertemuan. Agar keduanya ini bisa mensosialisasikan termasuk perkembangan yang ada di Riau menyangkut pariwisata dan kebudayaan Melalyu," ujar Gubri.
 
Pemerintah pusat telah menjadikan Teluk Meranti di Kabupaten Pelalawan Riau, yaitu wisata Bono  menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Dengan demikian melalui Bono inilah bisa memancing wisman hingga mencapai harapan dari Menteri.
 
"Gelombang Bono berada di barisan paling di muka. Bono menjadi salah satu destinasi wista yang bisa mendunia. Namun masih ada destinasi lainnya, seperti Pacu Jalur di arus Sungai Kuantan sampai ritual Bakar Tongkang di Kota Bagansiapi-api," ungkap Gubernur Riau.
 
"Destinasi wisata lainnya yang bisa kita jual, semacam gerbang dalam mengenalkan lebih dekat lagi tentang keunikan Pantai Solop, zapin api, Tour De Siak, sampai tradisi 'perang air' di Meranti," tambah Gubri.
 
Sebelumnya  Menteri Pariwisata, Arief Yahya, saat peluncuran, iven pesona wista Riau tahun 2017, yang bertajuk "Riau menyapa dunia", mengatakan, selama tahun 2017 akan diselenggarakan total 57 events di setiap kabupaten dan kota di Provinsi Riau, dengan    3 Event Utama yaitu, Festival Bono (Maret), Bakar Tongkang (Juni), dan Festival Pacu Jalur (Agustus).
 
Riau mempunyai banyak keunggulan, pertama proximity, lokasi yang strategis berdekatan dengan negara tetangga Malaysia, Singapore, Thailand Selatan. Dekat secara geografis atau dekat dalam jarak, dan dekat secara kultural, budaya Melayu.
 
Kedua, Riau punya pendapatan perkapita tinggi, mencapai USD 9.252, yang merupakan tertinggi ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Kaltim. Sehingga, investasi di portfolio business lain masih sangat berpotensi untuk dilakukan. Ketiga, Menpar Arief selalu menyebut CEO Commitment, karena itu sudah 50% kesuksesan.
 
"Gubernur Riau, sangat berkomitmen mengembangkan Pariwisata, karena itu harus direspons serius. Kedepannya, hal ini harus dibuktikan dengan alokasi anggaran di sektor Pariwisata yang lebih tinggi, lebih konkret untuk membangun destinasi dan infrastruktur dasar pariwisata. Juga harus menempatkan kadispar dari orang yang terbaik di jajarannya," ujar Menteri.
 
Riau dalam mengembangkan Pariwista yang bisa mendunia, harua bisa melengkapi 3A (Akses Atraksi dan Amenitas), dan harus dilihat dengan cermat. Setiap pengembangan destinasi, harus dibedah  dengan rumus 3A itu.
 
"Soal atraksi, Riau punya Bono, surfing di sungai, paling unik di dunia. Keunikan ini bisa menjadi nilai jual tersendiri yang cepat untuk membuat tersohor. Soal aksessibilitas, harus ada peningkatan koneksi Airlines ke Riau. Saya menanang Riau untuk mencapai target 1 juta wisman," ungkap Menteri.
 
Sedangkan soal Amenitas, akan dibuat KEK Bono seluas 600 Ha, dengan membentuk badan usaha gabungan antara BUMD dan investor. Kalau sudah punya KEK, Kawasan Khusus Pariwisata, maka akan semakin kuat daya pikat wisman. (Adv/nur)