Tekan Inflasi, BI Riau Gelar Pelatihan Budidaya Cabe Organik Berbasis Ecofarming

Tekan Inflasi, BI Riau Gelar Pelatihan Budidaya Cabe Organik Berbasis Ecofarming
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau membuat sebuah terobosan dalam pengendalian inflasi di daerah, salah satunya dengan menggandeng sekolah pertanian yang ada di Riau.
 
Melalui Program Pusat Pelatihan Sekolah Peduli Inflasi, untuk tahap pertama, BI Riau menggandeng SMK Pertanian Terpadu Provinsi Riau dalam upaya membina para siswa dalam hal pertanian, sehingga sekolah melalui siswanya juga peduli inflasi, peduli ketahanan pangan.
 
Dikatakan Kepala BI Riau, Siti Astiyah dalam kegiatan Pelatihan Budidaya Cabe Organik Berbasis Ecofarming, dalam rangka Sekolah Peduli Inflasi di lokasi penanaman pangan Jalan Kelapa Sawit Pekanbaru. Menurutnya kegiatan ini merupakan terobosan yang tengah dilakukan oleh BI dalam upaya mengajak semua pihak peduli dengan inflasi dan peduli ketahanan pangan.
 
"Makanya kita buat program Sekolah Peduli Inflasi, tahap pertama kita gandeng SMK Pertanian Terpadu Provinsi Riau, karena kita nilai sekolah ini sangat fokus terhadap pembinaan dan pengembangan pertanian di Riau," jelasnya, Selasa (4/4/27) di sela-sela kegiatan Pelatihan Budidaya Cabe Organik Berbasis Ecofarming.
 
Melalui pelatihan ini, Siti meminta para siswa bisa belajar dan memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bagaimana bercocok tanam dengan baik. Apalagi pemateri yang dihadirkan BI sangat handal di bidangnya.
 
Selain itu, ia berharap nantinya program Sekolah Peduli Inflasi ini bisa jadi role model dalam hal pertanian. Ia menekankan ini baru bersifat soft launching, nantinya ada tahapan yang harus dilakukan dan juga MoU.
 
"Tahap pertama kita kembangkan komoditas cabai, nanti kalau ini berhasil, kita kembangkan komoditas lainnya, seperti bawang dan lainnya," terangnya.
 
Sementara itu, Dr. Nugroho Widiasmadi, selaku Direktur Pusat Informasi Desa Mandiri Pangan dan Energi yang hadir sembagai pembicara menjelaskan, konsep Integrated Ecofarming Total Organik berbasis Microbakter Alfaata MA-11 sejauh ini telah memberikan manfaat besar, karena inovasi ini lebih cepat, lebih hemat dan lebih sehat dalam menyelesaikan masalah pangan dan energi nasional.
 
"Makanya ini yang coba kita terapkan, melalui pelatihan ini, kita didik siswa dengan metode ini, sebenarnya ini metode lama, tapi ini sangat efektif," katanya.
 
Ia juga menyebut, konsep ini juga sangat murah sekali, karena bahan baku yang digunakan bersumber dari limbah, cepat dengan metode penggunaan microba Perombak MA-11 dan sehat karena tanpa bahan pengawet.
 
Ia berharap, melalui pelatihan ini siswa akan bisa lebih banyak belajar dan mengaplikasikannya nanti di lapangan sesuai dengan harapan BI sebagai motor dalam kegiatan ini. 
 
Targetkan 20 Sekolah
 
Sementara itu, sebagai bentuk implementasi terhadap kegiatan tersebu, Bank Indonesia menargetkan program Sekolah Peduli Inflasi pada 2017 melibatkan setidaknya 20 sekolah. Guna mengatasi ketersediaan pangan dan mengendalikan inflasi. 
 
"Ini merupakan langkah baru dalam pengendalian inflasi di daerah Riau, salah satunya dengan menggandeng Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Terpadu Provinsi Riau Pertanian, dan kita targetkan tahun ini bisa edukasi 20 sekolah sebagai lanjutannya," ujar Nugroho. 
 
Diharapkannya, melalui pelatihan, para siswa bisa belajar dan memanfaatkan kesempatan untuk belajar bagaimana bercocok tanam dengan baik. Apalagi pemateri yang dihadirkan BI sangat handal di bidangnya.
 
Selain itu, ia berharap nantinya program Sekolah Peduli Inflasi ini bisa jadi role model dalam hal pertanian. Ia menekankan ini baru bersifat soft launching, nantinya ada tahapan yang harus dilakukan dan juga MoU.
 
"Tahap pertama kita kembangkan komoditas cabai, nanti kalau ini berhasil, kita kembangkan komoditas lainnya, seperti bawang dan lainnya," pungkas Dr. Nugroho Widiasmadi.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 05 April 2017
 
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang