Tolak Kenaikan Sewa

Pengelola Plaza The Central Segel Kios, Pedagang Mengadu ke DPRD

Pengelola Plaza The Central Segel Kios, Pedagang Mengadu ke DPRD
PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Puluhan pedagang Pasar Kodim yang menyewa kios di Plaza The Central mendatangi Kantor DPRD Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (30/3/17). Para pedagangan ini datang untuk meminta keadilan dari sikap pengelola gedung yang melakukan penyegelan kios, karena pedagang menolak membayar kenaikan sejumlah biaya.
 
Pengelola dinilai mengambil kebijakan sepihak. Pasalnya hampir setiap tahun, biaya sewa kios, dan service charge mengalami kenaikan yang fantastis hingga mencapai 70 persen. Biasanya dengan sewa Rp 3 juta, dengan kenaikan itu, pedagang diwajibkan membayar hingga Rp 5 juta.
 
Para pedagang ini meminta untuk dimediasi dengan pihak pengelola maupun dengan pihak pemerintah kota (Pemko) Pekanbaru, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag). Puluhan perwakilan pedagang pasar Kodim ini diterima langsung oleh Puji Daryanto, Herwan Nasri dan Zaidir Albaiza dari Komisi IV dan Yusrizal mewakili Komisi II.
 
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang Banmus DPRS Kota Pekanbaru, para pedagang mengaku sudah meyampaikan keberatan kepada pihak pengelola namun tidak direspon sama sekali. "Pihak pengelola tidak merespon keluhan kami mengenai kenaikan sewa kios 25 persen, kenaikan service charge 25 persen, hingga biaya-biaya lain yang kalau ditotal semuanya sampai 70 persen," ungkap Fatrizo, salah seoarang pedagang saat pertemuan dengan DPRD.
 
Dari penuturan pedagang, kondisi pasar saat ini sangat sepi, mereka sangat keberatan dan tidak sanggup membayar kenaikan sewa tersebut. Untuk itu para pedagang berharap dengan pertemuan ini bisa dimediasi atau membantu mereka menyelesaikan persoalan tersebut dengan pengelola tempat beserta dinas terkait.
 
Selain persoalan kenaikan sewa kios dan service charge, pedagang juga mengeluh soal renovasi bangunan yang dilakukan pihak pengelola yang sangat menganggu kenyamanan pedagang bahkan para pengunjung.
 
"Salah satu penyebab sepinya pengunjung karena adanya renovasi, pengunjung mengeluh debu, selain itu juga banyak kios yang masih kosong sehingga penggunjung enggan untuk berbelanja karena tak banyak pilihan, otomatis omset kami juga menurun," tambahnya.
 
Menanggapi hal ini Anggota DPRD dari Komisi IV, Herwan Nasri meminta agar pegelola dapat membuka segel kios-kios yang berada di lantai dasar pasar tersebut.
 
"Ketentuan kenaikan sewa ini tentu sebelumnya perlu ada koordinasi antara pedagang dengan pengelola. Jika dilakukan hanya sepihak tentu akan menyulitkan pedagang tanpa ada kesepakatan, maka dari itu sebelum ada kesepakatan dan kebijakan yang diambil dan dapat disepakti bersama, kita minta agar kios dibebaskan dulu dari segel," kata Herwan.
 
Sementara, pengakuan pedagang dalam aksi unjuk rasa itu, kenaikan sewa kios tersebut sangat dipaksakan. "Setiap gedung itu beda-beda kenaikannya, kalau saya di gedung A itu sewa kiosnya Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta, alasannya gedung A lebih bagus dan ada AC, kenyataanya AC nggak dingin, masih mending kipas angin," keluh Jimi.
 
Menurut pengakuan pedagang Lainnya Dodi, saat ini kondisi Kios masih disegel oleh pihak pengelola sampai para pedagang menyetujui atas kenaikan sewa tersebut, untuk itu, pihaknya berharap Pemko bersama DPRD bisa segera membantu para pedagang untuk berkoordinasi dengan pihak pengelola agar membuka kembali segel tersebut.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 31 Maret 2017
 
Reporter: Joni Hasben
Editor: Nandra F Piliang