Potensi Batang Sawit Buat Gula Merah

Potensi Batang Sawit Buat Gula Merah
KERINCI KANAN (RIAUMANDIRI.co) - Batang kelapa sawit ternyata bisa menghasilkan bahan untuk gula merah, yakni dengan mengambil nira dari umbut kelapa sawit yang sudah ditumbang. Penemuan ini bisa memecahkan permasalahan ekonomi bagi petani sawit yang Menghadapi masa replanting.
 
Di Kabupaten Siak, pengolahan nira kelapa sawit menjadi gula merah ini sudah dilakukan di dua tempat, uji coba pertama dilakukan di Perawang, dan kini mulai dikembangkan di Kampung Seminai, Kecamatan Kerinci Kanan. Minggu (29/1) Haluan Riau bersama rombongan Karang Taruna Kabupaten Siak meninjau proses pembuatan gula merah dari umbut sawit yang digarap oleh Sumaryo di Kampung Seminai.
 
"Banyak orang yang bingung takut kehilangan penghasilan saat kebun kelapa sawitnya di replanting, kami berharap ini bisa menjadi solusi," terang Sumaryo, yang juga sebagai MPKT Karang Taruna Kabupaten Siak.
 
Dalam satu batang kelapa sawit, bisa diproduksi selama 1 bulan, dengan perkiraan pendapatan, hari pertama bisa menghasilkan 1 Kg gula, dan hari ke 10 bisa mencapai 10 Kg gula merah. "Pungcaknya hari ke 15, ember penampung bisa penuh, setelah itu niranya mulai menyusut," terangnya.
 
Secara ekonomis, menurut Sumaryo potensi ini sangat menjanjikan, bagaimana tidak, guma merah laku dijual Rp. 15 rb/kg, dan satu batang kelapa sawit bisa menghasilkan lebih dari 50 kg gula merah. Rata-rata dalam satu kapling atau 2 haktar kebun kelapa sawit terdapat 275 batang, maka bisa menghasilkan sampai Rp. 200 jt. Dengan demikian, hasil itu bisa digunakan petani untuk kembali berusaha sembari menunggu batang kelapa sawit yang ditanam kembali produksi.
 
"Tahap awal ini kami mengolah 50 batang kelapa sawit, kita ingin masyarakat ikut mengolah seperti ini," terang Sumaryo. Pengolahan gula merah ini secara manual, pertama batang kelapa sawit ditumbang, setelah itu pelepah kelapa sawit dikupas hingga ketemu umbut, ujung umbut ini ditinggalkan sekitar 70 cm meter, dari ujung umbut inilah air nira keluar dan ditambung mengunakan ember. Setiap hari, ujung umbut diiris tipis, agar air nira terus keluar. "Ngirisnya tipis aja, asal terlihat potongan baru," terangnya.
 
Untuk pengolahan ini, Sumaryo mendatangkan tenaga ahli dari medan, yang dibawa oleh Sukiman yang tidak lain adalah orang yang pertama melakukan uji coba di Perawang. "Saya pertama mempelajari ini di Medan, Kabupaten Sedang Bedagih. Kini kami praktekkan di sini, untuk awal ini kami bawa beberapa tenaga kerja dari Sendang Bedagih, mereka bekerja agar dipelajari oleh masyarakat bagaimana proses pembuatannya," terang Sukiman.
 
Sukiman sedikit menjelaskan adonan dan proses pembuatan gula merah dari kelapa sawit, adonan sangat sederhana, hanya menggunakan bahan batang kayu nangka, kapur sirih, dan campuran gula putih saat memasak.
 
"Batang kayu nangka kita cacah, seperti tatal kayu, lalu kita rendam ke air kapur sirih selama satu hari. Kayu ini jadi pewarna, setelah itu adonan kapur sirih dan kayu nangka sedikit kita masukkan ke dalam ember yang akan kita gunakan untuk menampung nira kelapa sawit. Fungsi adonan ini, agar nira tidak cepat basi," terangnya.
 
Setelah ujung umbut sawit diiris, letakkan ember penampung dibawahnya, dan tutup bagian umbut yang diiris dengan pangkal pelepah kelapa sawit muda. Setelah terkumpul banyak, air nira siap dimasak.
 
"Memasaknya hanya butuh campuran gula pasir, 70 liter air nira butuh 1 Kg gula pasir. Gula pasir ini hanya untuk mengikat, agar gula merah yang jadi kental dan keras," terang Sukiman.
 
Proses memasaknya terus diaduk, hingga air nira kental dan mengeras. Untuk menguji, ambil sedikit adonan dalam kuwali dan masukkan ke dalam air, jika tidak langsung larut dan mengeras, maka nira yang dimasak sudah jadi dan siap dicetak mengunakan bambu yang dipotong. "Cetaknya tidak lama, 5 sampai 10 menit sudah keras dan bisa dibuka dari cetakan," terangnya.
 
Lebih jauh, Sumaryo dan Sukiman menyampaikan, mereka kini mengirimkan 5 Kg gula merah hasil produksi mereka untuk diuji lab di Jakarta, hasil uji lab ini harapanya bisa meyakinkan pangsa pasar.
 
Kunjungan ke lokasi produksi guma merah ini dipimpin langsung oleh Ketua Karang Taruna Kabupaten Siak M. Ihksan, diikuti langsung oleh Ketua DPRD Siak Indra Gunawan yang juga sebagai Ketua MPKT Karang Taruna Kabupaten Siak, mereka touring berkunjung melihat hasil kreatifitas pengurus karang taruna melakukan usaha. Selain usaha gula merah ini, mereka mengunjungi peternakan domba, peternakan lele, peternakan sapi dan budidaya jambu merah yang dilakukan Karang Taruna tingkat Kampung. (lam)