Hingga Pertengahan November 2016

842 Warga Pekanbaru Diserang DBD

842 Warga Pekanbaru Diserang DBD

PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Hingga pertengahan bulan November 2016, sebanyak 842 warga Pekanbaru diserang penyakit Demam Berdarah Dengue. Dari jumlah tersebut 10 orang diketahui meninggal dunia,  56 persen dari warga yang terserang DBD itu berjenis kelamin Laki-laki, 44 persen wanita.

Kecamatan Payung Sekaki masih bertahan jadi penyumbang terbanyak kasus tersebut dengan jumlah penderita mencapai 142 orang. Disusul Marpoyan Damai, 114 kasus, dan Tampan, 102 kasus. Sedangkan kecamatan dengan jumlah sedikit ditemukan kasus DBD adalah Sail dan Pekanbaru Kota dengan jumlah sama yakni 25 kasus.

"Kita sudah berupaya maksimal untuk menekan jumlah penderita DBD, namun kondisi cuaca saat ini tidak menentu, kadang panas, kadang hujan. Kondisi cuaca kini menyebabkan nyamuk Aides Aegipty cepat berkembang biak. Kita terus mengimbau masyarakat untuk terus menggalakkan hidup bersih dan sehat,"kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Helda S  Kamis,(16/11).


Penyakit demam dengue kata Helda, disebabkan virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui perantara nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tidak seperti nyamuk-nyamuk yang pada umumnya mencari makan di malam hari, Aedes aegypti dan Aedes albopictus umumnya menggigit manusia di pagi hari sampai sore menjelang petang.

Jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sering ditemukan pada air selokan yang tidak mengalir,  kolam, atau kamar mandi. Artinya, serangga ini menjadikan air tenang sebagai media untuk berkembang biak, biasanya wilayah yang memiliki tingkat sanitasi buruk, sering dilanda permasalahan demam dengue. Selain populasi penduduk yang terus bertambah, penyebaran virus dengue juga didukung oleh mobilitas yang terus meningkat.

"Nyamuk tidak hanya dilingkungan yang kotor, tapi juga dirumah yang bersih, kita berharap penghuni rumah memperhatikan tempat-tempat yang bisa dijadikan berkembang biaknya nyamuk penyebab deman berdarah. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menekan angka DBD,"ajaknya.

Ditanya, apakah dengan jumlah yang sudah mencapai 800an lebih, bahkan sudah menyebabkan 10 orang meninggal dunia, Pemko Pekanbaru belum meningkatkan status menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), Helda menjawab, itu kewenangan kepala daerah.

"Mengenai status KLB, itu kewenangan kepala daerah, karena kondisi inikan sifatnya nasional, jadi tidak hanya di Pekanbaru saja. Dibeberapa daerah juga terjadi peningkatan, kita akan berusaha untuk menekan kasus DBD. Jadi untuk status KLB kita belum mengarah kesana,"tutup Helda.***