Edy Rahmayadi Pimpin PSSI

Edy Rahmayadi Pimpin PSSI

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Letjen Edy Rahmayadi akhirnya terpilih menjadi ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, periode 2016-2020. Dalam Kongres yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Kamis (10/11), Edy berhasil meraih suara terbanyak mengalahkan lima kandidat lainnya.

Sementara itu, untuk Wakil Ketua Umum diraih Djoko Driyono, yang sebelumnya menjabat Sekjen PSSI. Terkait hasil pemilihan itu, Edy mengatakan dirinya sudah

Edy Rahmayadi ancang-ancang langsung bekerja. Salah satunya merintis jalan ke Olimpiade 2024. Edy juga berjanji akan segera menuntaskan sejumlah permasalahan yang masih mengganjal di tubuh organisasi sepakbola di Tanah Air tersebut. Salah satunya terkait kemelut sejumlah tim seperti Persebaya Surabaya.

Edy terpilih setelah berhasil suara terbanyak dibanding kandidat lain. Yakni Moeldoko, Kurniawan Dwi Yulianto, Sarman El Hakim, Eddy Rumpoko, dan Bernhard Limbong. Sementara dua kandidat lainnya, Erwin Aksa dan Tony Aprilani terlebih dahulu mundur. Sedangkan satu kandidat lain, Djohar Arifin tidak bisa melanjutkan karena status terhukumnya tidak dikabulkan.

Dalam proses voting yang dilakukan 107 voter, Edy Rahmayadi mendapatkan 76 suara, mengalahkan Moeldoko yang mengoleksi 23 suara. Sementara Eddy Rumpoko meraih satu suara dan tujuh lainnya dinyatakan tidak sah.

Sementara itu, Joko Driyono terpilih menjadi Waketum PSSI mendampingi Edy Rahmayadi. Djoko yang yang termasuk wajah lama di kepengurusan PSSI, mengantongi suara terbanyak yakni 78 suara, mengalahkan 13 calon lainnya. Di kepengurusan sebelumnya, Djoko menjabat sebagai Sekjen PSSI. Dia juga pernah menduduki posisi CEO PT Liga Indonesia.

Joko Driyono unggul tipis dari pesaing terdekatnya, Iwan Budianto, yang memperoleh 73 suara. Erwin Aksa ada di urutan ketiga dengan 31 suara, sementara Hinca Panjaitan mengoleksi 22 suara. Sementara Andi Rukmana, Hadi Yandra, dan Erwin Budiawan masing-masing meraih satu suara. Sedangkan dua suara dinyatakan tidak sah.

Segera Kerja Terkait hasil kongres tersebut, Edy Rahmayadi sudah ancang-ancang langsung bekerja. Salah satunya merintis jalan ke Olimpiade 2024.

"Kemenangan ini baru awal permulaan kita untuk maju. Kemenangan ini adalah kemenangan di persepakbolaan ini. Kedaulatan bola ini harus semuanya ada di tangan rakyat. Inilah yang akan kami atur," ujarnya.

Ia kemudian membeberkan sejumlah ajang yang sudah menantikan hasil kerja dari jajarannya sebagai induk persepakbolaan Indonesia. Edy Rahmayadi menegaskan tekadnya mempersiapkan sepakbola Indonesia tampil di Olimpiade 2024 delapan tahun mendatang.

"Ke depan, dari mulai waktu yang sangat singkat, kita akan berhadapan dengan yang dinamakan Piala AFF, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018. Kemudian kita dituntut pada 2022 masuk pra-Olimpiade. Pada 2024, tuntutannya adalah U-23 harus main di Olimpiade," katanya.

"Mungkin itu sulit sekali bagi pemain-pemain kita yang saat ini masih kita ketahui bersama (kemampuannya). Akan tetapi Insya Allah di 2024 kita sudah bisa berkiprah, sehingga di saat ini kita harus segera bekerja. Di usia U-15 ini kita booming-kan, kita meriahkan, sehingga 8 tahun yang akan datang pemain-pemain kita yang berusia 23 tahun sudah bisa berkiprah di internasional," bebernya.

Tak hanya itu, Edy juga mengatakan piaknya akan segera membahas status sejumlah klub ke dalam federasi. Ada tujuh klub dalam status terhukum oleh kepengurusan PSSI sebelumnya. Yakni Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persema Malang, Lampung FC, Persewangi Banyuwangi, Persibo Bojonegoro dan Persipasi Kota Bekasi.

Komite Eksekutif pada awal September lalu mengatakan kalau status hukuman pada mereka telah dipulihkan. Pemulihan juga diberikan pada beberapa individu yang dapat hukuman dari PSSI.

Kongres PSSI kemarin, sedianya menjadi pengukuhan kembali mereka ke dalam federasi. Tapi salah satu voter dari Madura United, Haruna Soemitro, meminta agenda tersebut ditunda atau dibebankan ke agenda kongres selanjutnya. Voting pun dilakukan. Hasilnya, 14 pemilik suara setuju pemutihan sanksi dilakukan pada kongres hari ini, sedangkan 84 menolak, dan 7 abstain.

Terkait hal itu, Edy Rahmayadi, menjanjikan akan menuntaskan hal itu secepatnya. "Persebaya dan klub lain diselesaikan sesingkat-singkatnya dengan jalan yang tepat. Sesuai visi PSSI yang akan kami ucapkan, yang bermartabat," terang Edy.

Sebagai buntut Persebaya batal kembali masuk federasi, Bonek sudah menyiapkan rencana untuk menggelar aksi. Mereka juga meminta Menpora membekukan lagi PSSI. (bbs, dtc, kom, ral, sis)