JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Setelah mengaku kalau servernya kebobolan, banyak masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang dipimpin oleh Marissa Mayer itu. Salah satunya adalah puluhan gugatan terkait pembobolan itu.

Hingga saat ini setidaknya ada 23 gugatan class action terhadap Yahoo, dan semua terkait dengan pembobolan server. Tak jelas berapa nilai total dari gugatan-gugatan itu, karena Yahoo tak mengungkap angka tersebut.

Salah satunya adalah gugatan yang didaftarkan di pengadilan federal di San Jose, California, Amerika Serikat, oleh si penggugat yang bernama Ronald Schwartz, yang tinggal di New York.

Dalam gugatan itu Schwartz mengatasnamakan semua pengguna Yahoo di Amerika Serikat yang informasi pribadinya dicuri oleh si peretas. Status gugatan itu masuk ke dalam kategori class action, dan tak menyebutkan jumlah ganti rugi yang diminta.

Sekadar pengingat, September lalu Yahoo mengumumkan adanya pembobolan terhadap servernya, yang mengakibatkan bocornya sekitar 500 ribu data penggunanya. Pembobolan ini sendiri sudah berlangsung pada tahun 2014, namun pihak Yahoo mengaku baru menyadarinya.

Yahoo mengaku sudah mengeluarkan dana sebesar USD 1 juta untuk menanggulangi masalah pembobolan itu, dan menyadari kalau banyak penggunanya yang berhenti menggunakan produk dan layanan buatan mereka, demikian dikutip dari Business Insider, Kamis (10/11/2016).

Namun dampak yang paling parah akibat pembobolan itu adalah akuisisi Yahoo oleh Verizon yang kini terancam batal. Pihak Verizon menyebut Yahoo terkesan menutup-nutupi kasus pembobolan itu, yang juga membuat nilai jual Yahoo merosot.

Sebelumnya, Verizon sudah setuju akan mengakuisisi Yahoo senilai USD 4,83 miliar pada Juli lalu. Namun setelah informasi peretasan ini beredar, Verizon meminta Yahoo untuk memotong nilai akuisisi tersebut sebesar USD 1 miliar.