Pariwisata Mesir Dilumpuhkan Terorisme

Pariwisata Mesir Dilumpuhkan Terorisme

JAKARTA(RIAUMANDIRI.co) - Satu tahun setelah kelompok teroris melakukan pengemboman terhadap pesawat milik Rusia yang sedang terbang membawa wisatawan mancanegara (wisman) di Mesir, industri pariwisata di negara Arab tersebut belum juga pulih dari keterpurukan, ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang sedang terjadi.

Di Khan el-Khalili, kawasan padat turis di Kairo, salah satu pemilik toko pakaian mengaku kini ia hanya menyibukkan diri dengan membuka situs Facebook. Anjloknya pendapatan industri pariwisata, yang menjadi sumber utama devisa, juga membuat lemah perputaran roda ekonomi di Mesir.

Pemerintah Mesir merasa kalau sejumlah konspirasi sengaja dibuat untuk menyerang perekonomian negaranya. Saat ini, mereka meminta bantuan dari berbagai pihak swasta untuk mengundang wisman kembali datang.

Ketika disambangi, sejumlah kafe dan restoran di kawasan Khan el-Khalil terlihat hanya didatangi oleh sejumlah keluarga dan pelajar Mesir.

Beberapa wisman asal Eropa terlihat menaiki dua bus pariwisata yang terparkir di depan Masjid Hussein, namun tidak terlihat membeli oleh-oleh yang dijual pedagang setempat.

Perang Terhadap Terorisme

Pada Juni 2015, pihak kepolisian berhasil menggagalkan aksi bom bunuh diri di dekat Kuil Karnak, salah satu objek wisata populer di Luxor, Mesir. Saat itu, sebanyak 600 wisman tengah berada di sana.

Tahun lalu, jumlah wisman yang berkunjung turun menjadi 6,3 juta, padahal pada 2010 wisman yang berkunjung tercatat sejumlah 15 juta orang. Jumlah wisman asal Rusia turun menjadi 2,3 juta, dari 3,1 juta pada 2014.

Di saat yang sama, penerimaan dari industri pariwisata turun sebanyak 15 persen, menjadi US$6,2 juta (sekitar Rp80 miliar). Saat ini, pemerintah Mesir berharap dapat mendatangkan sebanyak 20 juta wisman hingga akhir 2020. Promosi wisata pun dilakukan sedemikian rupa.

Demi mengembalikan citra industri pariwisata Mesir, pemerintahnya kini terus berjuang melawan aksi terorisme. Jason Shi, wisman asal China yang mengunjungi Mesir dalam rangka kunjungan bisnis, mengaku tetap ingin mengunjungi objek wisata bersejarah di sana. (cnn/ivn)