Harga Cabai di Solsel Tembus Rp80 Ribu

Harga Cabai di Solsel Tembus Rp80 Ribu

Padang Aro (RIAUMANDIRI.co)- Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, mengalami kenaikan hingga menembus Rp80 ribu per kilogram, karena pasokan kurang lancar.


"Pada minggu lalu harga cabai merah masih pada kisaran Rp60 ribu per kilogram, berdasarkan pemantauan pada beberapa hari terakhir kenaikan harga cabai sudah mencapai Rp80 ribu," kata Kepala Seksi Perlindungan Konsumen, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Solok Selatan (Solsel), Arnonsyah di Padang Aro, Rabu (12/10).


Dilansir dari antarasumbar.com, ia mengatakan harga cabai ini masih berpeluang terus naik, sedangkan pemerintah daerah tidak memiliki program untuk operasi pasar mengendalikan harga cabai.



Dia mengatakan, hasil survei yang dilakukan pada Senin (10/10) di pasar Muaralabuh harga cabai masih Rp65 ribu perkilogram. Namun sekarang sudah mencapai Rp80 ribu perkilogram.


"Kenaikan harga cabai ini tergolong cukup cepat," kata dia.


Pasokan cabai Solok Selatan katanya, tidak banyak yang berasal dari daerah itu, kebanyakan pasokan datang dari Alahan Panjang, Kabupaten Solok serta dari Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.


"Tanaman cabai petani di Solok Selatan sekarang banyak yang diserang penyakit seperti goreng yang membuat buah cabai kering dan tidak bisa dipanen, sehingga pasokannya terus berkurang," katanya.


Seorang ibu rumah tangga Delta (41) mengatakan, kenaikan harga cabai yang cukup tinggi sangat memberatkan, tetapi tetap dibeli sebab sudah menjadi kebutuhan pokok.


"Saya terpaksa mengurangi membeli cabai merah dari biasanya setengah kilogram sekarang hanya seperempat kilogram," katanya.


"Pada Senin (10/10) di Pasar Lubuak Malako harga cabai mencapai Rp70 ribu tetapi hari ini di Pasar Padang Aro naik lagi menjadi Rp80 ribu, tetapi tetap dibeli sebab tidak ada gantinya," kata dia.


Ia berharap harga cabai ini bisa segera stabil sebab sudah menjadi kebutuhan utama setiap harinya sehingga harus dibeli.


Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat cabai merah dan jengkol merupakan dua komoditas pemicu inflasi di Padang pada September 2016 yang mencapai 0,58 persen.


"Dua komoditas tersebut memiliki andil terbesar dalam membentuk angka inflasi Padang yaitu cabai merah 0,51 dan jengkol 0,10 persen," kata Kepala BPS Sumbar, Dody Herlando.


Menurut dia cabai merupakan salah satu kebutuhan wajib warga Sumbar yang tidak bisa digantikan oleh komoditas lainnya sehingga saat harga naik masyarakat tetap membeli.


Ia memberi saran salah satu strategi yang dapat dilakukan ke depan agar harga cabai tidak melonjak terlalu tinggi adalah membuat perencanaan musim tanam sehingga ketika permintaan tinggi seperti Lebaran cabai tersedia lebih banyak. (ant/ril)