Hal Terberat dari Samsung

Hal Terberat dari Samsung

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Malangnya nasib Galaxy Note 7 dengan ujian yang masih terus berlanjut. Ponsel andalan Samsung ini bak peribahasa 'sudah jatuh tertimpa tangga'. Bagaimana tidak, usai mengalami ledakan, penjualan Samsung Galaxy Note 7 kian merosot, partner pun mulai kabur, hingga muncul peringatan dari federasi penerbangan Amerika (FAA) yang melarang pengguna mengaktifkan ponsel tersebut di dalam pesawat.

Larangan tersebut dikarenakan baterai di dalam Note 7 buatan Samsung SDI itu karena rentan meledak saat pengisian daya. Pihak Samsung pun langsung melakukan proses penyelidikan. Untuk itu, berikut rangkumannya yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Insiden Galaxy Note 7

Meledak Sejauh ini menurut laporan, perusahaan telah mengumumkan lebih dari 35 kasus ledakan yang terjadi di seluruh dunia, yakni 17 di Korea, 17 di Amerika Serikat, Taiwan, Florida, China, dan negara lainnya yang diketahui mengalami ledakan saat pengisian baterai.

Menurut laporan Phone Arena, seorang pengguna asal Florida melaporkan Galaxy Note 7 miliknya meledak di dalam mobil saat sedang diisi daya. Kali ini di wilayah sama, insiden meledaknya Note 7 kembali terulang.

Seorang wanita bernama Sharon Cain menyaksikan kejadian ledakan yang diakibatkan oleh Galaxy Note 7 di Jalan Raya Pad. Ia menyatakan bahwa pemiliknya diketahui sedang mengisi daya saat smartphone tesebut meledak. Tak hanya itu, insiden meledaknya Galaxy Note 7 juga kembali terjadi.

Berdasarkan laporan New York Post pada 13 September, kejadian tersebut menimpa seorang anak berusia enam tahun dari Brooklyn, Amerika Serikat. Peristiwa ledakan bermula saat anak tersebut sedang menggunakan Galaxy Note 7 di rumahnya, di East Flatbush. Saat sedang digunakan, ponsel tersebut tiba-tiba mengeluarkan api. "Saat itu cucu saya sedang menonton video di smartphone (Galaxy Note 7) kemudian baterainya meledak," ungkap Linda Lewis, nenek dari anak berusia enam tahun tersebut.

Ia kemudian menelefon unit darurat 911 sebelum pukul 20.00 waktu setempat. Ia pun melarikan cucunya yang terkena luka bakar ke rumah sakit terdekat. Beruntung, sang anak hanya menderita luka bakar ringan sehingga bisa menjalani rawat jalan. Namun akibat kejadian tersebut, menurut Linda, cucunya merasa takut saat berada di dekat perangkat smartphone.

2. Penyebab Galaxy Note 7 Meledak

Selama ini berita mengenai meledaknya Galaxy Note 7 terjadi di beberapa negara selain China. Hal tersebut karena Galaxy Note 7 yang diproduksi di China menggunakan baterai pabrikan Samsung SDI. Kendati demikian, belum lama ini ponsel itu rupanya juga meledak di Negeri Tirai Bambu tersebut.

Berbeda dari kasus lain, perangkat ini meledak karena mengalami panas yang berlebihan. “Berdasarkan sampel bekas kebakaran, kami menduga sumber panas berasal dari luar baterai, dan besar kemungkinan ada faktor eksternal yang menyebabkan timbulnya panas," kilah pihak Samsung dikutip dari Phone Arena.

Temuan ini, tentunya memperbesar ujian yang dihadapi Samsung. Wajarnya, satu kasus saja yang menyatakan Note 7 meledak karena masalah baterai, perusahaan asal Korea Selatan itu akan mengalami kerugian yang parah.

3. Penjualan Note 7 Merosot?

Pasca-meledaknya Galaxy Note 7, para analis memperkirakan Samsung berpotensi kehilangan USD1 miliar. Tak sampai di sana, nama baik perusahaan juga dipertaruhkan. Namun kini, Samsung telah kembali memulai penjualan di negeri kelahirannya, setelah program penarikan Galaxy Note 7 dilakukan.

Lalu, bagaimana hasilnya? Berdasarkan laporan Sam Mobile, perkiraan dari analis agaknya kurang tepat. Penarikan kembali Galaxy Note 7 tidak berpengaruh ke penjualan perangkat itu di Korea Selatan. Perusahaan analis riset setempat, Brand Stock, menyatakan Samsung Galaxy masih menduduki tempat pertama dari 100 merek ponsel yang ada di Korea Selatan.

Samsung mendapat skor 91,1 di Top Index yang diikuti E-Mart dan KakaoTalk yang masing-masing mengantongi poin 908,5 dan 903,4. Mereka menyatakan respons Samsung yang cepat untuk baterai Note 7 tampaknya telah diterima positif di pasar.

Samsung mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa smartphone tidak lagi menderita masalah. Hal tersebut dilakukan melalui program penarikan secara global yang komprehensif untuk mengganti setiap Note 7 yang rusak.

4. Partner Kerja Mulai Kabur

Setelah operator Amerika Serikat (AS), AT&T, mengumumkan bahwa mereka tidak akan menjual Galaxy Note 7, operator lainnya, T-Mobile, juga mengambil langkah tegas.

Setelah mendengar laporan unit baru Note 7 masih meledak, mereka mengumumkan bakal menangguhkan penjualan phablet tersebut.

Menurut Phone Arena, carrier magenta untuk sementara menangguhkan semua penjualan Note 7 baru dan penukarannya. Seperti diketahui, keputusan ini diambil setelah perangkat yang sudah dicap ‘aman’ oleh Samsung itu rupanya meledak di atas pesawat Southwest.

Sementara menurut T-Mobile, konsumen bisa membawa Galaxy Note 7, baik yang baru maupun lama, ke toko untuk menerima refund atau penggantian smartphone model lainnya yang ada di toko. Pengguna yang melakukan pre-order akan mendapat hadiah tambahan dari T-Mobile.

Ada kemungkinan operator lainnya yaitu Verizon dan Sprint juga akan berhenti menjual Galaxy Note 7. Rentetan kasus ini sangat disayangkan, mengingat Galaxy Note 7 sebenarnya merupakan phablet yang memiliki potensi menjanjikan bagi Samsung di paruh kedua 2016.(okz/ivn)