Hari ke-2 Pelatihan Wartawan BI

Tomi: Seorang Wartawan Harus Kritis

Tomi: Seorang Wartawan Harus Kritis

JAKARTA (Riaumandiri.co)- Untuk memberikan pemahaman informasi kepada masyarakat, dan untuk bisa menjadi wartawan handal, seorang wartawan haruslah bisa menjadi orang yang kritis dan tidak pernah puas. Selalu memperkaya wawasannya dengan dari berbagai informasi yang kemudian

menuangkannya kedalam tulisan.  Demikian diungkapkan oleh wartawan ekonomi senior Kompas, Suryo Pratomo, dalam pelatihan wartawan ekonomi daerah Hari kedua Bank Indonesia, Selasa (11/10) di Kantor Bank Indonesia.  


Dikatakan suryo, atau akrab disapa Tomi, pekerjaan wartawan bukanlah pekerjaaan satu orang tetapi melibatkan banyak orang. Untuk itu jangan pernah berhenti belajar, selalu rendah hati, dan selalu membangun kerjasama baik di kantor maupun narasumber.



Keberadaan Bank Indonesia, tidak hanya sebagai bank central yang mengatur kebijakan moneter saja, tetapi bisa menjadi  pengatur polling bagi para awak media khususnya wartawan, untuk berbagai informasi keekonomian. Agar pertanyaan yang disampai berkualitas dan memiliki nilai, diharapkan para wartawan bisa mempersiapkan pertanyaan sebelum menyampaikan pertanyaan kepada narasumber.


"Pekerjaan pertama wartawan menangkap konteks yg disampaikan narsum kepada kita secara benar, dan dituliskan kedalam berita sebagai bahan informasi dan orang yang membaca bisa mendapatkan pesan yang jelas, "ujar Tomi.


Menurutnya, seorang wartawan harus selalu mengugat kalau ada yang tidak tepat, dan tidak hanya menelan bulat bulat informasi yang disampaikan. Untuk itu, perhatikan apa yang disampaika dan didengar. Dalam konteks pemeritaan ekonomi merupakan sesuatu yang pasti, dan harus logis karena berita ekonomi tidak bisa dikarang. Apalagi pembaca banyak yang jauh lebih ahli dalam memilah berita.


Begitupula terkait dengan jumlah yang menyebutkan angka, haruslah sesuai dengan riilnya. Agar itu bsa dilakukan baik, untuk itu hrs memiliki basic pendidiman ilmu ekonomi. Berita ekonomi selalu berkaitan dengan peraoalan fial dan moneter, "tuturnya.


Ia juga menambahkan, seorang wartawan harus bisa mengkritisi kebijakan pemerintah daerah, baik disektor pendidikan, kesehatan maupun sektor ekonomi. Khususnya di bidang ekonomi, pemberitaan yang disampaikan haruslah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.


"Wartawan harus selalu berada di lapangan untuk mengasah kemampuan, karena kehausan akan ilmu dan tidak boleh berhenti belajar,"ungkapnya.
Dengan tantangan yang semakin sulit saat ini, sudah menjadi tugas media untuk bisa memberikan informasi guna kesejahteraan masyarakat. Dan wartawan dinilai bukan dari jabatannya, akan tetapi dari hasil tulisan dan karya-karyanya,"pungkas Ketua Pemred se Indonesia ini.(nie)