KPA Gelar Rapat Evaluasi Program

KPA Gelar Rapat Evaluasi Program

TEMBILAHAN (HR)- Dalam rangka mengevaluasi program dan rencana kerja pada tahun 2015. Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Indragiri Hilir menggelar pertemuan bersama stake holder, yang dilaksanakan di Aula Kantor Bappeda Inhil, Kamis (12/2).

Pertemuan ini dibuka wakil Bupati yang juga sebagai Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Inhil Rosman Malomo. Turut dihadiri perwakilan KPA Propinsi Riau, Sekretaris KPA Inhil M Nur Pulungan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Inhil.

Dalam sambutannya, Wabup mengatakan, seiring situasi epidemi HIV dan AIDS yang ada saat ini, ia memandang pertemuan ini sangat penting dilakukan serta strategis dalam mencerminkan keseriusan dan wujud kepedulian bersama dalam upaya mengendalikan epidemi HIV dan AIDS, di Kabupaten Indragiri Hilir.

Dikatakan, kasus HIV dan AIDS di dunia, khususnya di Indonesia, Provinsi Riau dan tak terkecuali di Kabupaten Indragiri Hilir, semakin hari semakin meningkat. Tahun 1992 kasus pertama di Riau ditemukan di Kota Dumai, dan saat ini setelah 23 tahun temuan kasus AIDS semakin bertambah dan meningkat signifikan. Untuk itu perlu jadi perhatian bersama, temuan kasus HIV dan AIDS sudah terdapat di seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Riau, dengan total kasus di Provinsi Riau sampai akhir September 2014 sebanyak 1.442 kasus.

“Data  yang kita peroleh dari pihak layanan kesehatan dan Dinas Kesehatan Inhil, hingga Desember  2014 angka temuan kasus di Inhil  berjumlah 107 kasus, yakni 34 HIV dan 73 AIDS. Bahkan saat ini Inhil berada pada urutan ke-5 di Provinsi Riau dengan berjumlah 1.442 kasus HIV AIDS. Dari 107 kasus tersebut ibu rumah tangga sebanyak 22 kasus, justru menempati urutan kedua setelah karyawan dan karyawati swasta sebanyak 24 kasus, kemudian diikuti pada wiraswasta 19, PSK 12, petani 10, dan lain-lainnya termasuk anak umur 0-4 tahun, TNI, Polri, SPP, PNS,” ujar Wabup.

Ditambahkan, poin yang perlu ditekankan kepada semua, dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan yang lebih komprehensif mulai dari sekarang, sebelum nantinya epidemi HIV dan AIDS ini akan menjadi  permasalahan yang besar dikemudian hari.

“Mengapa saya perlu menekankan hal ini, karena temuan kasus HIV dan AIDS tidak lagi hanya pada kelompok yang berisiko tinggi saja, tetapi sudah merambah dikalangan resiko rendah, seperti pelajar dan mahasiswa serta ibu rumah tangga. Artinya kita sudah menghadapi epidemi HIV dan AIDS pada populasi umum dan tentunya hal ini memerlukan penanganan khusus dari kita semua,” ungkapnya. (adv/humas)