cara menikmati kesegaran buah tradisional semusim

cara menikmati kesegaran buah tradisional semusim

Jawa (riaumandiri.co)- Racikan aneka buah tropis ini dikenal sebagai camilan segar, Isinya tak terbatas hanya buah saja. Rasanya asam, segar, pedas dan manis.

Menyebut rujak pasti terbayang kesegaran aneka buah dengan balutan saus gula merah dan cabai. Racikan buah ini menjadi bagian dari kuliner tradisional yang tak pernah surut penggemar.

Secara tradisi, rujak dikonsumsi bukan hanya sebagai camilan segar tetapi juga dalam kaitan budaya. Seperti dalam budaya Jawa dikenal rujak untuk upacara kehamilan 7 bulan. Konon rasa rujak yang diracik oleh ibu hamil akan menandakan jenis kelamin sang bayi.

Sementara di Sumatra Utara, suku batak Mandailing di Tapanuli mengenal 'mangarabar' atau 'merujak'. Biasanya diadakan di desa-desa menjelang usai masa panen. Buah-buahan dan dikumpulkan bersama dan ditumbuk dalam lesung. Rabar kemudian dinikmati bersama sambil membicarakan rencana untuk maca panen yang akan datang.

Dalam ulasan khusus kali ini, detikfood akan mengajak pembaca mengenal beragam rujak nusantara. Rujak yang unik di daerah Barat hingga Timur Indonesia. Nama-nama rujak yang populer, tempat membeli rujak yang enak serta rujak ikonik di tiap daerah. Seperti rujak bebek, rujak cingur, rujak serut, rujak juhi, rujak soto, rujak Aceh hingga rujak es krim.

Membayangkan irisan nanas, kedondong, mangga muda, jambu air, bengkuang hingga pepaya muda dicocol sambal rujak tentu menggirukan. Namun, ada juga rujak yang tak memakai buah seperti rujak tahu dan kangkung.

Kami juga akan mengajak Anda mengenal aneka rujak di negara tetangga Malaysia dan Singapura. Masing-masing punya kisah dan racikan unik yang tak kalah enak. Mari merujak!(ivn/dtk)*