Kapal Tenggelam, 10 Tewas

Kapal Tenggelam, 10 Tewas

TANJUNGPINANG (riaumandiri.co)-Kecelakaan laut yang menelan korban jiwa terjadi di Perairan Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu (21/8) pagi, sekitar pukul 09.30 WIB. Sebuah kapal pompong yang mengangkut wisatawan tenggelam dihantam gelombang di perairan tersebut. Sebanyak 10 penumpang tewas, lima orang lainnya dinyatakan hilang dan dua orang selamat.

Seluruh korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang dan Rumah Sakit AL. Mereka adalah Vitara Ningrum (10) dan ibunya Wiwit Sugiharti, warga Jalan Pramuka Lorong Bali, Tanjungpinang, Maksuni Syah Romadhan (26), pegawai BUMN, warga Jalan Kencana III Cibodas, Tangerang, Esti Susilo Wati (23), mahasiswa, warga Jalan Nusantara Km 18 Seilekop, Kabupaten Bintan, Ny Rahmiyana (27), warga Jalan Jering Batu Rasa, Provinsi Bangka Belitung. Selanjutnya, H Ideris Ahmad (62), warga Jalan Istana Laut, Pulau Penyengat, Yurdaningsih alias Neneng (50), warga Jalan Haji Ungar, Lorong Sulawesi, Tanjungpinang, Umi, untuk umur dan alamat belum teridentifikasi.

Kapal Kemudian Ny Maratu Syahni Ramadahan (25), warga Bangka Belitung, Rahmad (L), 43 tahun asal Desa Busung dan Hesti Susilowati (27), warga Jalan Pramuka Lorong Bali, Tanjungpinang.


Sementara penumpang yang dinyatakan hilang yakni Musli Hudin (29?), warga Jalan Pramuka Tanjungpinag, Bagio (50), warga Km 18 Kijang, Kabupaten Bintan, Gopang (40), warga Km 18 Kijang, Kabupaten Bintan, Trisna Anggun, umur dan alamat belum diketahui. Sedangkan dua orang yang selamat yakni Said (pengemudi pompong) dan Ratih Rina Sasih, warga Batam.

Informasi di lapangan menyebutkan, kecelakaan maut itu terjadi ketika kapal kayu yang membawa 17 wisatawan dari Tanjung Pinang menuju Pulau Penyengat itu, tiba-tiba dihantam cuaca buruk, saat masih berada di tengah laut.

Kapal akhirnya terbalik dan tenggelam, setelah dihantam gelombang besar. Beberapa penumpang kapal yang bisa berenang, sempat menyelamatkan diri dengan menghampiri kapal pompong milik nelayan sekitar.

Namun nasib naas dialami penumpang yang tidak bisa berenang. Mereka langsung tenggelam dan hilang dibawa arus. "Sebagian penumpang yang tidak dapat berenang lalu tenggelam dan terseret arus," Sapri, salah seorang warga sekitar yang juga saksi mata dalam kejadian itu.

"Cuaca di sini sedang buruk, angin kencang dan hujan lebat. Saat angin kencang itulah kejadiannya," ujar Sapril mengutip salah seorang korban yang selamat.
Dari keterangan tekong yang selamat yakni Said, warga Pulau Penyengat, saat berangkat dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat dia membawa 17 penumpang.

"Namun, Pak Said belum dapat bicara banyak, dia trauma. Masih ada lima korban yang sedang dicari," tambahnya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga pukul 14.30 WIB, sebanyak 12 korban ditemukan, dua diantaranya dalam kondisi selamat, sementara lima lainnya masih belum ditemukan.

"Total penumpang ada 17 orang, termasuk satu orang pengemudi kapal, dua anak-anak dan 14 orang dewasa," ujar Sutopo melalui pesan singkat, kemarin.
Saat ini, Tim SAR dipimpin Basarnas melaksanakan upaya pencarian korban hilang. Sebanyak 200 personel gabungan dari Basarnas, BPBD, Marinir TNI AL, Polisi Air, Tagana dan Satpol dibantu masyarakat setempat diterjunkan untuk pencarian. Selain itu, sebanyak 20 kapal kayu sejenis juga ikut melaksanakan pencarian.

Kapolda Kepri, Brigjend Sam Budigusdian mengatakan, sebagian besar penumpang tidak bisa berenang sehingga banyak menimbulkan korban tewas. Nelayan sekitar sempat melihat saat terjadi kecelakaan laut sudah diketahui oleh masyarakat, namun karena kondisi cuaca yang sangat buruk di perairan Kepri membuat niat para nelayan yang mengetahui tidak berani untuk menolong atau turun ke laut.

Di tempat terpisah, Kepala Basarnas Kepri Abdul Hamid mengatakan pihaknya  mengerahkan seluruh armada untuk mencari lima penumpang pompong yang masih hilang.

Kapal kayu bermesin merupakan sarana angkutan umum yang dikelola masyarakat untuk tranportasi Tanjungpiang-Pulau Penyengat. Sarana tersebut juga merupakan angkutan wisatawan ke pulau bersejarah yang banyak menyimpan jejak  peninggalan Kerajaan Riau Lingga dan salah satu yang terkenal adalah bangunan Masjid Pulau Penyengat.

Terus Dicari Hingga tadi malam, Kementerian Perhubungan terus melakukan pencarian terhadap korban kapal yang hilang.
Direktur Perhubungan Laut Kemenhub Tonny Budiono memerintahkan petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) untuk melakukan pertolongan terhadap para korban kecelakaan tersebut.

"Kami telah mengerahkan kapal dan petugas KPLP dari pangkalan Tanjung Pinang dan Tanjung Uban dan koordinasi dengan tim SAR dan instansi terkait untuk segera memberikan pertolongan dan pencarian korban kecelakaan kapal," ujar Tonny melalui keterangan tertulis, kemarin.

Ia menambahkan, saat ini kapal Patroli KPLP KN 431, KN 521 dan KN 5008 serta tim SAR masih terus mencari korban kecelakaan dan memaksimalkan pencarian dengan memanfaatkan peralatan pencarian korban tenggelam dengan optimal.

Tonny pun meminta semua pihak agar bersabar menunggu hasil pencarian tim KPLP dan tim SAR. (nel, cw53,net)