Meluas, Karhutla Sulit Diatasi

Meluas, Karhutla Sulit Diatasi

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dalam sepekan terakhir, kebakaran hutan dan lahan di Riau terus meluas. Sejauh ini, api masih saja terpantau di beberapa kabupaten seperti Bengkalis, Rokan Hilir, Dumai, Rokan Hulu dan  Pelalawan. Pada Rabu (10/8), kebakaran lahan pun mulai merambah ke Kota Pekanbaru.

Sejauh ini, petugas masih menemukan kendala dalam upaya pemadaman. Khususnya terkait akses jalan yang sangat terbatas dan sumber air yang susah ditemukan untuk pemadaman api.


Di Pekanbaru, kebakaran melanda lahan seluas tiga hektare yang berada di kawasan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki. Lahan di kawasan itu  tampak hangus akibat terbakar.



Dari pantauan lapangan, puluhan petugas dari berbagai instansi beserta beragam peralatan, diterjunkan untuk memadamkan api dari darat. Sedangkan dari udara, helikoter MI-8 bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga ikut memadamkan api dengan melakukan bom air.


Kuat dugaan lahan tersebut sengaja dibakar pihak yang tidak bertanggung jawab. Aparat Kepolisian sejauh ini masih melakukan pengusutan untuk mengungkap pelaku.


Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pekanbaru, Burhanudin Gurning, kebakaran yang melanda lahan gambut itu sudah terpantau sejak Selasa (9/8) lalu.

Meluas Sejauh ini, tim gabungan darat yang terdiri dari petugas Damkar dan Manggala Agni telah berusaha melakukan pemadaman.


Namun upaya pemadaman tidak berjalan mulus. Pasalnya, petugas mengalami kendala karena akses jalan menuju lahan yang terbakar sangat sulit dilalui. Selain itu, petugas juga terkendala mendapatkan sumber air.

"Tim darat sudah berusaha melakukan pemadaman namun kesulitan akses dan sumber air," ujarnya.

karena akses jalan yang tidak memadai, mobil pemadam kebakaran tidak bisa masuk sampai ke lokasi. Bahkan, mobil hanya mampu terparkir di pinggir jalan dengan jarak sekitar 100 meter. Selain itu, tim yang bergerak menggunakan mesin pemadam kebakaran portable juga kesulitan mendapatkan sumber air.

Selain berupaya melakukan pemadaman, jajaran Polresta Pekanbaru juga telah memasang garis polisi di lokasi kebakaran.
     
Menurut Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Tonny Hermawan, pihaknya juga kesulitan membantu pemadaman. Kendaraan water canon milik Polresta Pekanbaru kesulitan masuk ke lokasi kebakaran karena akses jalan yang sangat terbatas.

"Kita hanya punya water canon. Tapi kita tetap jalan. Personil tetap kita kerahkan untuk memadamkan api secara manual dengan perlengkapan seadanya," jelas Toher, biasa ia biasa disapa.

Ditambahkannya, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait pelaku yang diduga melakukan pembakaran.

"Saya sudah targetkan Kapolsek (Payung Sekaki), dan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru untuk memgungkap pelakunya. Yang jelas penanganan pertama kita yakni melakukan pemadaman. Setelah padam kita lokalisir dengan memasang police line untuk menunjukkan lahan ini bermasalah terkait pembakaran," tukasnya.

"Kalau sekarang ini berupa lahan kosong. Tapi saya yakin ini ada pemiliknya," sambungnya menegaskan.

Hingga tadi malam, kebakaran di kawasan itu terus mendapat perhatian serius Kapolda Riau Brigjen Pol Supriyanto, beserta sejumlah pejabat utama Polda Riau. Mereka tampak masih berada di tengah-tengah lokasi hingga malam hari.

Juga terlihat, Dandim 0301/Pekanbaru, Letkol Inf Tunjung Setyabudi dan anggotanya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pekanbaru, Burhanudin Gurning, serta anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Manggala Agni, dan Masyarakat Peduli Api.

Tiga Kecamatan Terpisah, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran BPBD Bengkalis, Suiswantoro, mengungkapkan, sejauh ini Karhutla di kabupaten itu telah menyebar hingga ke tiga kecamatan. Yakni Rupat Selatan, Pinggir dan Siak Kecil.

Kecamatan Pinggir, tepatnya Desa Tasik Serai merupakan wilayah yang pertama kali terbakar sejak empat hari terakhir. Hingga kini proses pemadaman di wilayah tersebut masih dilakukan.

Menurutnya, proses pemadaman di Tasik Serai cukup sulit karena selain lokasi kebakaran yang sulit dijangkau, sumber air dan cuaca panas menghambat pemadaman. Ia mengatakan terdapat tiga titik api yang terpantau di kecamatan Siak Kecil.

Sementara itu, Rupat Selatan merupakan kecamatan terakhir yang turut terbakar. "Di Rupat Selatan, kebakaran lahan terjadi dalam dua hari terakhir," ujarnya.

Ditambahkannya, kebanyakan lahan yang terbakar adalah kawasan baru yang dibuka masyarakat untuk lokasi pertanian maupun perkebunan.

Untuk menangani api, Satgas Karhutla Karhutla Riau menyiagakan dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 serta dua AT yang seluruhnya dimanfaatkan untuk pengeboman air.

Selain itu, Satgas juga diperkuat dengan adanya bantuan helikopter pengebom air dari sejumlah perusahaan kertas di Riau serta satu unit pesawat Cassa yang digunakan BPPT dalam operasi teknologi modifikasi cuaca. (ant)