Truk Disewa Pelaku Dua Hari Sebelum Aksi

Truk Disewa Pelaku Dua Hari Sebelum Aksi

PARIS (riaumandiri.co)-Hingga Jumat (15/7), truk besar warna putih yang menjadi sumber malapetaka teror di Kota Nice, Prancis, masih ada di lokasi kejadian untuk diperiksa otoritas terkait. Kaca bagian depan truk itu dipenuhi lubang bekas peluru. Truk itu diketahui sebagai truk sewaan. Truk itu dilaporkan disewa selang beberapa hari sebelum teror mematikan terjadi di kota pantai selatan Prancis itu.


Truk
Disampaikan sumber kepolisian setempat, truk putih yang digunakan pelaku disewa pelaku Mohamed Lahouaiej Bouhlel, dari wilayah sekitar Nice, sekitar beberapa hari sebelum perayaan Bastille Day digelar. Dengan truk itu, pelaku menerobos barikade polisi dan terus melaju sejauh dua kilometer sambil menerjang kerumunan orang banyak.



"Truk itu disewa sejak beberapa hari lalu di Provence-Alpes-Cote d'Azur," sebut sumber kepolisian setempat kepada AFP, Jumat (15/7).

Informasi senada juga dilaporkan media lokal, thelocal.fr dan media Inggris, The Guardian. Mengutip sumber kepolisian setempat, The Guardian menyebut, truk pendingin warna putih itu disewa sejak 2 hari lalu dari kota Saint-Laurent-du-Var, yang masuk Provence-Alpes-Cote d'Azur.


Tak jauh berbeda, thelocal.fr juga melaporkan, truk itu disewa pelaku dari kota Saint-Laurent-du-Var, yang dekat dengan Nice. Dari sana, pelaku mengemudikan truk itu menuju ke Nice.




Di dalam truk itu, polisi menemukan sebuah pistol, senjata yang lebih besar dan sejumlah senjata palsu serta granat. Informasi dari sumber lain menyebut granat itu dalam keadaan tidak aktif.



Pertanyaan muncul soal bagaimana pelaku bisa mendapat akses ke lokasi perayaan Bastille Day yang dijaga ketat dan diblokir kepolisian setempat.


Beberapa laporan menyebut, seperti dilansir media lokal, thelocal.fr, pelaku berdalih kepada polisi bahwa dirinya mengantarkan es krim ke lokasi perayaan. Namun informasi itu belum bisa dipastikan kebenarannya.
 


Berususan dengan Polisi
Sementara itu, menurut media setempat, Bouhlel diyakini telah dikenal polisi karena memiliki sejarah serangan bersenjata. Namun demikian, ia tidak termasuk dalam daftar terduga teroris aparat intelijen Perancis.


Lahir di Tunisia sebelum pindah ke Perancis, pria satu anak ini juga dilaporkan menyimpan senjumlah senjata berbahaya di dalam truk yang disewanya itu. Di dalam truk itu, polisi menemukan senjata serbu laras panjang, sebuah pistol, dan satu granat tangan. Dengan temuan sejumlah barang bukti itu, diduga Bouhlel sedang merencanakan serangan besar yang lebih dasyat.

Sekalipun demikian, polisi belum menemukan kaitan Bouhlel dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Polisi masih menyelidiki kemungkinan-kemungkinan lain.


Menurut laporan, Bouhlel telah memarkirkan kendaraanya di jalan selama sembilan jam sebelum serangan itu. Ia mengatakan kepada polisi sedang mengirim es krim.

Keluarga Bouhlel kini sedang dalam interogasi aparat kepolisian. “Dia dikenal polisi karena kekerasan, dan penggunaan senjata, tetapi tidak terkait terorisme,” kata sebuah sumber.

"Kartu identitasnya ditemukan di dalam lori. Dia memiliki kewargaan Perancis dan Tunisia,” kata sumber tersebut.

Truk yang dikendarai Bouhlel memulai perjalanannya dari daerah perbukitan di luar kota, sebelum akhirnya masuk ke pusat keramaian di kota Nice.

Setelah mengetahui kawasan tempat tinggal pria asal Tunisia itu, polisi sedang melacak kemungkinan adanya peran orang lain dalam membantu aksi Bouhlel. Polisi juga ingin mengetahui bagaimana dia membayar uang sewa truk dan dengan cara bagaimana dia mendapatkan truk tersebut.

Semua informasi yang belum terungkap itu akan membantu polisi untuk melacak jaringannya jika itu ada, ataukah Bouhlel hanya pemain tunggal. (bbs, kom, dtc, ral, sis)