Jelang Pelantikan Kapolri

Isu Reshuffle Kabinet Memanas Lagi

Isu Reshuffle Kabinet  Memanas Lagi

JAKARTA (riaumandiri.co)-Setelah sempat reda beberapa saat, isu reshuffle kabinet kembali memanas. Hal itu seiring dengan akan dilantiknya Tito Karnavian sebagai Kapolri yang baru, pada hari ini (Rabu, 13/6). Bahkan menurut rumor yang beredar, reshuffle kabinet akan digelar beberapa saat setelah pelantikan Kapolri di Istana Negara.
Terkait hal itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengakui reshuffle kabinet memang sudah dipikirkan jauh-jauh hari, tapi belum diputuskan.
"Sudah dipikirkan jauh-jauh hari, tapi kan tidak perlu diumumkan jauh-jauh hari juga.

Isu Reshuffle
Kita tunggu saja," ujarnya, ketika dikonfirmasi Selasa (12/6) di Kompleks Istana Negara.

Pratikno juga tak menampik, isu reshuffle sudah bergulir lama, terutama setelah PAN menyatakan dukungannya sebagai partai pendukung pemerintah. Beberapa kali mencuat, isu reshuffle ini juga selalu menguap. "Kan sudah dari dulu kalau isu reshuffle, belum ada implementasinya sampai sekarang," tambahnya.

Sementara soal spekulasi reshuffle dilakukan  usai pelantikan Kapolri, Pratikno membantahnya. Menurutnya agenda besok hanya tunggal pelantikan Kapolri Komjen Tito Karnavian yang selanjutnya berpangkat jenderal.

"Ya nanti tunggu saja kalau reshuffle, Pak Presiden juga kalau akan melakukan reshuffle biasanya juga tidak terlalu direncanakan," tambahnya.

Temui Jokowi
Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, pada Selasa siang kemarin menyambangi Istana Merdeka untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Surya Paloh hadir sekitar pukul 13.30 WIB ke Istana melalui pintu samping sehingga tak diketahui wartawan. Kedatangannya, juga disebut-sebut terkait dengan isu reshuffle kabinet tersebut.

Namun lagi-lagi isu itu dibantah Ketua DPP NasDem Johnny G Plate. "Bang Surya baru kembali ke Jakarta setelah Lebaran belum ketemu Presiden. Jadi hanya silaturahmi, kebetulan jadwal Presiden tadi kosong tidak ada rapat," ujarnya.

Anggota DPR RI itu juga membantah ada pembahasan mengenai reshuffle. Isu ini memang kembali menguat jelang pelantikan Kapolri setelah pada beberapa waktu lalu menguap tak ada kepastian.

"Kalau reshuffle kami serahkan kepada Presiden. Bang Surya juga menyerahkan kepada Presiden dan tidak ada pembicaraan reshuffle," ucap Johnny.

PAN dan Golkar
Terkait isu reshuffle kabinet tersebut, sorotan saat ini tertuju kepada Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar, yang belakangan ini menyatakan mendukung pemerintah. Terkait sikap itu, kedua partai tersebut disebut-sebut bakal mendapat kursi di kabinet.

"Kabarnya begitu (Golkar dan PAN masuk) namun parpol pendukung pemerintah menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden," kata Sekjen PPP Arsul Sani.

Dukungan Golkar dan PAN ke pemerintah memang menyusul. PAN mendeklarasikannya pada September 2015 sementara Golkar mengesahkan dukungan di Munaslub pada Mei 2016 lalu. Namun, dua partai ini belum masuk di kabinet.

Sejak isu reshuffle kabinet mengemuka, ada beberapa nama kader PAN dan Golkar yang disebut-sebut bakal jadi menteri. Di antaranya adalah Sekjen Golkar Idrus Marham dan Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap. Ada pula beberapa nama yang lain.

Idrus Marham saat disinggung soal reshuffle, menyatakan bahwa Partai Golkar mendukung pemerintah tanpa syarat. Golkar pun tidak akan ikut campur.

"Kita tidak pernah bicara masalah itu. Kita serahkan ke presiden. Kita tidak bisa ikut cawe-cawe," ujarnya.

Sementara itu, PAN mengakui sudah menyiapkan sejumlah nama kader untuk menjadi menteri. Namun, nama-nama itu tidak diungkap.

"Dari dulu PAN memang sifatnya menunggu saja. Karena itu hak prerogatif, kalau diajak kami sudah siapkan kader," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto.

Yandri mengatakan bahwa dukungan PAN ke pemerintah tanpa syarat. Oleh sebab itu, bila tidak diajak masuk kabinet pun PAN terima saja. "Kalau tidak diajak, PAN tetap dukung pemerintah," ujarnya. (dtc, ral, sis)