8 Tersangka Terkapar Ditembak Petugas

Pembobolan ATM BCA Dirancang Matang

Pembobolan ATM BCA Dirancang Matang

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Aksi pembobolan ATM Bank BCA di Jalan HR Soebrantas Pekanbaru, yang dilakukan delapan orang gerombolan tersangka, Senin (4/4) dini hari, ternyata sudah dirancang dengan matang. Namun demikian, aksi tersebut berujung dengan kegagalan. Bahkan kedelapan tersangka, terkapar setelah dihadiahi timah panas oleh aparat Polresta Pekanbaru.

Hal itu diungkapkan Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono, didampingi Kasat Reskrim Kompol Bimo Aryanto, dalam ekspos yang digelar Selasa (5/4) di Mapolresta Pekanbaru. Dalam kesempatan itu, petugas juga menghadirkan tujuh tersangka berikut barang bukti. Sedangkan satu tersangka lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Pembobolan Para tersangka yang diamankan tersebut adalah Ma (30), Ms (44), Il (39), Db (28), Aa (33), Ss (35). Sedangkan dua otak aksi tersebut adalah Agus Wijaya (45). Ia diduga sebagai otak pelaku yang membawa rekan-rekannya untuk melancarkan aksi kejahatan itu di Pekanbaru. Sedangkan Zulmahbur (42) penyandang dana sekaligus berperan memantau lokasi kejadian.

Menurut Putut Wicaksono, aksi tersebut sudah dirancang para pelaku seminggu sebelum aksi itu dilakukan. Aksi tersebut dirancang di sebuah rumah kontrakan yang berada di Perumahan Jingga, Kubang, Kabupaten Kampar.
"Sudah mereka rencanakan dengan matang. Mereka juga punya basecamp di Perumahan Jingga yang dijadikan sebagai tempat pelarian dan persembunyian," terangnya.

Dikatakan, tindakan tegas berupa tembakan di kaki, terpaksa dilakukan petugas karena para tersangka mencoba melawan saat akan ditangkap.

"Mayoritas anggota komplotan ini berasal dari Palembang. Seluruh tersangka kita jerat dengan Pasal 363 KUHP dengan ancaman tujuh tahun penjara," terangnya.

Ditambahkan Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Bimo Ariyanto, selain tersangka otak aksi, Agus juga seorang residivis maling pembobol mesin ATM. Kawanan mereka punya peran tersendiri, mulai dari penyandang dana, memantau situasi hingga mengelas mesin ATM yang jadi sasarannya.

"Mereka memiliki peranan yang berbeda. Saat ini kita akan dalami kasus mereka untuk mengetahui lebih jauh keterlibatan mereka dalam kasus pembobolan ATM,” kata Bimo. (nom)