Februari, Ekspor Riau Naik 7,77 Persen

Februari, Ekspor Riau Naik 7,77 Persen

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Berdasarkan free on board (FOB), nilai ekspor Riau Februari 2016 mengalami peningkatan sebesar 7,77 persen atau USD 1,02 miliar.

 Angka tersebut naik dibanding sebulan sebelumnya, yakni pada Januari 2016, di mana hanya tercatat sebesar USD 944 juta lebih.

Demikian dijelaskan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau Mawardi Arsyad dalam acara rilis bulan BPS, Jumat (1/3) di Kantor BPS Riau. Sebenarnya secara komulatif nilai ekspor Januari-Februari 2016 sebesar USD 1,96 miliar atau turun sebesar 20,43 persen dibanding bulan yang sama ditahun 2015 lalu.

"Nilai ekspor Riau di Februari, untuk kontribusi ekspor Migas mengalami kenaikan terhadap nasional sebesar 24,51 persen. Dengan dibagi dalam dua sektor, yakni ekpor Migas, dan ekspor non Migas. Untuk ekspor Migas sendiri sepanjang dua bulan itu mencapai USD 272,91 juta atau naik sebesar 15 persen lebih dibanding nilai ekspor pada bulan Januari 2016 yang hanya mencapai USD 509 juta lebih," terangnya.

Angka itu telah menunjukan ekspor non Migas mengalami penurunan sebesar 33 persen lebih dibanding periode sama ditahun sebelumnya, yaitu sebesar USD 768 juta lebih. Pada bulan Februari kontribusi Riau terhadap nasional sebesar Rp 24,51 persen.

Sedangkan untuk laporan angka ekspor non Migas di Riau pada bulan Februari naik sebesar 5,25 persen, jika dbanding dengan nilai ekspor pada bulan Januari 2016. Sedangkan ekspor non Migas periode Januari-Februari malah mengalami penurunan sebesar 14,44 persen dibanding periode sama ditahun sebelumnya.

"Pada bulan Februari lalu, kontribusi nilai ekspor non Migas Riau terhadap nasional sebesra 7,31 persen," tambahnya.

Selama periode tersebut ekpor non Migas masih didominasi oleh lemak dan minyak nabati, yakni sebesar 58,83 persen. Sedangkan untuk ekspor kertas karton hanya 14,02 persen. Sementara bubur kayu 13,31 persen dan berbagai produk kimia 7,87 persen. Kontribusi keempatnya mencapai 94 persen lebih.

"Kalau dilihat dari sektor, selama periode dua bulan kemarin sektor pertambangan dan lainnya juga mengalami kenaikan. Sedangkan sektor indutri mengalami penurunan sebesar 14 persen lebih dibanding tahun sebelumnya," ujar Mawardi.***