Di Panipahan, Bidan dan Dukun Jalin Kemitraan

Di Panipahan, Bidan dan Dukun Jalin Kemitraan

Panipahan (riaumandiri.co)-Di Panipahan, bidan dan dukun menjalin kemitraan. Kemitraan ini untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta adanya rasa saling percaya dan bersikap terbuka di antara keduanya.

Selain itu, dalam pelaksanaan menolong persalinan keduanya dituntut bertindak sesuai kewenangan dan kompetensinya. Menurut Kepala Puskesmas Panipahan, dr Netty Juliana, Rabu (30/3), kegiatan kemitraan sekali setahun ini diikuti sejumlah bidan dan 20 dukun, Selasa (29/3) di Puskesmas Panipahan. Acara dibuka secara resmi oleh lurah setempat, Rufaizal, mewakili camat.

Kegiatan kemitraan seperti ini menurut Netty, merupakan bentuk kerjasama antara bidan dan dukun untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, menyelamatkan ibu dan bayi pada proses persalinan dengan adanya rasa saling percaya dan bersikap terbuka di antara keduanya.

Dalam pelaksanaan keduanya dituntut bertindak sesuai kewenangan dan kompetensinya. “Contoh peran bidan yang harus dilaksanakan seperti pemeriksaan anc, menentukan tafsiran partus, pemberian imunisasi TT, pemberian Fe, pengobatan apabila bumil ada masalah dengan kesehatannya, penyuluhan bagi bumil dan keluarga, kunjungan kerumah, melakukan rujukan apabila diperlukan, melakukan pencatatan dan pelaporan cakupan ancnya,” sebut Netty.

Untuk peran dukun menurut Netty, memotivasi bumil periksa kebidan, mengantar bumil yang tidak mau periksa kebidan, membantu bidan saat proses persalinan, memotivasi bumil dan keluarga tentang KB setelah melahirkan, melaporkan kebidan apabila ada bumil baru, membantu bidan membersihkan ibu, tempat dan alat setelah persalinan.

Tiga penyebab kematian ibu dan bayi, pre eklamsi dan eklamsi, perdarahan serta infeksi, diberitahu kepada bidan dan dukun. Agar mengurangi resiko infeksi tentunya bidan dan dukun diminta selalu mencuci tangan pakai sabun, bahkan langsung diajarkan dan dipraktekkan pada dukun bayi.

Diberikan uang transportasi serta kaos seragam kepada dukun bayi agar pada saat pertemuan selanjutnya dukun telah memiliki seragam yang sama.

“Harapan kita agar bidan maupun dukun untuk tidak saling menarik biaya terlalu tinggi sehingga bumil dan keluarga yang ditolong proses persalinannya tidak terbebani karena biaya partus,” harap Netty, karena keluhan ini yang banyak didengar.(rtc/hen)