Kepala BNPB Akui Peralatan Pemadaman Karhutla tak Memadai

Kepala BNPB Akui Peralatan Pemadaman Karhutla tak Memadai

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei, mengakui peralatan yang digunakan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau, belum memadai.

Hal itu diungkapkannya saat kembali meninjau lokasi karhutla di Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (14/3). Ikut mendampinginya
 
Kepala Kepala BPPN yang didampingi Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin,
Di kabupaten termuda di Riau itu, Kepala BNPB melihat sudah banyak petugas, mulai dari TNI, Polisi, BPBD dan masyarakat, bersama-sama berusaha memadamkan api. Namun peralatan yang ada dinilai tidak memadai.

"Ini perlu penanganan yang lebih khusus lagi, orangnya banyak tapi peralatannya kurang. Perlu bantuan pemadaman dengan menggunakan heli," ujar Willem Rampangilei, seperti disampaikan Sugarin.

Dijelaskannya, sebelum bantuan Heli dari BNPB sampai ke Riau, perlu bantuan dari perusahaan yang ada seperti Sinar Mas, yang selama ini ikut membantu memadamkan kebakaran dengan water Bombing.

"Kebakaran ini akan segera ditindaklanjuti, tapi untuk sementara water bombing menggunakan heli dari Sinar Mas. Sambil menunggu heli yang dari kita dalam pekan ini akan sampai," ungkapnya.

Ditambah Sugarin, hingga saat ini Riau masih menjadi daerah yang paling banyak memiliki titik panas di Sumatera. "Yang terpantau ada 26 titik. Sebanyak 24 titik ada di Riau," terangnya.

Dikatakan, titik panas itu ada di Bengkalis sebanyak enam titik, Meranti 8, Pelalawan 7, serta Rohil dan Inhil masing-masing satu titik. "Ini perlu jadi perhatian, karena musim kemarau masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan," tambahnya.

Terpisah, Humas Sinarmas Forestry Wilayah Riau, Nurul Huda, mengatakan, untuk membantu penanganan Karhutla di Riau, pihaknya menyiapkan ribuan tenaga pemadam terlatih dan infrastruktur alat pemadam seperti ratusan pompa/slang/nozle, air boat, fire truk dan lainnya.

"Kita juga siapkan tiga unit heli, yakni Heli Superpuma dan Heli B350 B3, untuk melakukan Water Bombing. Ini sebagai wujud komitmen dari perusahaan dan mitranya utk membantu Satgas Karhutla Riau," ujarnya.

Bertambah Lagi Dari Siak, Karhutla kembali terjadi di lahan milik warga di Kampung Buantan Besar yang berada disekitar Tempat Pembuangan Sampah Ahir (TPA) Siak dan Kampung Tumang, Kecamatan Siak.

Jago Merah  yang sudah membumi hanguskan sekitar 1 hetar lebih itu, langsung dapat segera dipadamkan pihak pemadam kembakaran Kabupaten Siak, sehingga api tidak bisa merembet kemana-kemana.

Menurut  Kabid Damkar Kabupaten Siak, Irwan Priyatna, Karhutla di Kampung Buantan Besar seluas 1,5 hetare dan sudah bisa dipadamkan. "Sedangkan kebakaran yang terjadi di Kampung Tumang saat ini masih dalam proses pedinginan," ujarnya.

Untuk saat ini, di Siak masih terpantau dua lokasi Karhutla. Namun pihaknya sudah melakukan pemadaman. "Kita berharap kepada masyarakat agar dapat dengan segera melaporkan apa bila ada kejadian kebakaran, agar pihak kita bisa segera melakukan pemadaman mulai dini sehingga api tidak melebar," pungkasnya.

Lalai, Copot Saja
Dari Jakarta, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dirinya akan terus memantau langsung seluruh pimpinan daerah terkait penanganan Karhutla. Dikatakan, pihaknya tak ingin peristiwa yang terjadi pada tahun 2015 lalu, terulang lagi tahun ini.

"Pak Gubernur, Kapolda, Pangdam, akan saya telepon terus," tegas Luhut dalam Rapat Koordinasi Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Kementerian LHK, Senin kemarin.

Tak hanya itu, Luhut juga mengatakan, akan ada reward and punishment bagi pimpinan TNI dan Polri yang ada di wilayah tersebut terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan. Jika pimpinan TNI dan Polri di wilayah tersebut dianggap lalai, maka sanksi tegas akan diberikan.

"Arahan presiden terkait kebakaran hutan ini penting dan tidak main-main. Jadi jangan ada yang coba-coba. Kalau ada yang coba mau dicopot ya silakan saja. Jangan lalai atau melalaikan diri dalam melaksanakan tugasnya. Saya minta kepada gubernur, bupati dan lain-lain juga perhatikan ini," tegas Luhut. (nur, gin, dtc)