Giliran di Bengkalis Ditemukan Karhutla

Titik Panas di Riau Melonjak Drastis

Titik Panas di Riau Melonjak Drastis

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Titik panas yang berada di Provinsi Riau, tiba-tiba melonjak drastis pada Kamis (25/12). Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru, ada 12 titik panas yang tersebar di empat kabupaten, yakni Bengkalis, Meranti, Pelalawan dan Kabupaten Siak.

Dari jumlah itu, titik panas terbanyak ditemukan berada di Bengkalis, yakni sebanyak delapan titik. Menyusul Siak dengan dua titik serta Pelalawan dan Meranti masing-masing satu titik.

Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali berulang. Setelah di Dumai, kali ini adalah kebun sawit seluas empat hektare yang terbakar di Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis.

Titik Panas
Perihal melonjaknya titik panas di Riau, dibenarkan Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin. "Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua pada Kamis pukul 16.00 WIB kemarin, terpantau ad 12 titik panas di Bengkalis, Meranti, Pelalawan dan Siak," terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, titik panas yang dapat dipastikan sebagai titik api atau berpotensi adanya Karhutla dengan tingkat kepercayaan mencapai 70 persen, terdapat sebanyak 11 titik.
     
"Seluruhnya tersebar di Bengkalis dengan tujuh titik, Siak dua titik serta Pelalawan dan Meranti satu titik api," terangnya.

Menurutnya, sejauh ini titik panas berpotensi meningkat menjadi titik api, masih berada di kawasan pesisir atau selatan Riau. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari kondisi cuaca yang menimpa Riau saat ini. Di mana wilayah pesisir Riau cenderung memasuki musim kemarau lebih cepat dibandingkan dengan wilayah utara.
      
Ditambahkannya, tidak hanya Riau, melonjaknya titik panas juga terjadi di Pulau Sumatera. Dari pantauan pihaknya, hingga Kamis sore kemarin, titik panas tersebut mencapai 43 titik, yang tersebar di lima provinsi. Yakni Bengkulu dan Lampung dengan masing-masing dua titik, Sumut dan Riau masing-masing 12 titik serta Aceh dengan 15 titik.

Karena itu, tambah Sugarin, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang berpotensi terjadi di Riau.


Karhutla di Bengkalis
Sementara itu, Karhutla kembali terulang. Kali ini, api menghanguskan empat  hektare kebun sawit milik warga Desa Sungai Linau, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam waktu sebulan ini. Beberapa hari sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di empat kawasan dalam wilayah Kota Dumai.  

Kuat dugaan, api bisa menyebar dengan cepat dan menghanguskan kebun itu karena didukung cuaca yang panas dan struktur tanah yang umumnya berbentuk gambut. Sejauh ini, belum ada kepastian dari mana api tersebut bermula.

Menurut Kepala Pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar) Kecamatan Siak Kecil, Yudi, ia bersama anggotanya dan didukung anggota Polsek Siak Kecil, langsung terjun ke lokasi untuk memadamkan api. Di lapangan, pemadaman dilakukan dengan bantuan dua unit pompa air.
 
"Titik api diduga dari hutan dan kemudian merembet ke kebun sawit warga", jelas Yudi, yang mengaku masih berada di lapangan.

Sementara tim Polsek Siak Kecil yang dipimpin Kapolsek Iptu Agus Jiwandono, beserta Kanit Reskrim Bripka R Sirait, Kanit Intel Bripka Sundari, beserta anggota Polsek Siak Kecil lainnya sampai berita ini di publikasikan, masih berada di TKP.
 
Petugas berupaya menyisir sejauh mana api merambat dan memakan lahan, bahkan Kapolsek ikut masuk ke hutan untuk melihat titik api yang diduga masih membara. "Kita akan terus melakukan upaya pemadaman bersama tim Damkar dan juga masyarakat, sampai api benar-benar padam," tutur Agus.


Rentan Terbakar       
Sebelumnya, Korem 031/Wirabima telah menetapkan, ada 163 desa dari total 1.800 lebih jumlah desa atau kelurahan di Riau, yang dinilai rentan terhadap bahaya Karhutla. Kondisi itu terjadi menyusul dampak El Nino dan musim kemarau tahun ini.
      
"Desa di kita (Riau) ada 164 yang merupakan daerah rawan terbakar. 164 desa dari total 1.880 lebih desa/kelurahan," papar Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI Nurendi.
       
Dikatakan, sampai saat ini baru 20 desa di tiga kabupaten yakni Pelalawan, Siak dan Kepulauan Meranti atau yang berada sepanjang Sungai Kampar, sudah mendapat perhatian serius dari PT RAPP.

Artinya, masih ada 144 desa lagi, yang perlu diperhatikan secara bersama terutama warga tempatan,kepolisian resort, aparat TNI distrik militer setempat serta pemerintah daerah kabupaten/kota di Riau, katanya. (man, bbs, ant, grc)