Terkait Penyerahan Kolam Renang dan Waterpark

BLJ Klaim Kontrak Sudah Berakhir

BLJ Klaim Kontrak Sudah Berakhir

BENGKALIS(riaumandiri.co)- Direktur Utama  BUMD PT Bumi Laksamana Jaya  Bengkalis, Abdul Rahman mengatakan penyerahan aset kolam renang dan waterpark ke Pemkab Bengkalis dilakukan karena memang kontraknya sudah berakhir. PT BLJ sudah mengajukan permohonan perpanjangan tapi belum mendapatkan persetujuan.

 “Sampai saat ini surat permohonan perpanjangan yang sudah kita ajukan pada bulan Desember 2014 lalu kepada Pemkab Bengkalis, tapi tak ada jawaban. Sampai kemudian pada bulan Agustus 2015, kita mengirimkan surat resmi ke Disbudparpora untuk menyerahkan kembali aset tersebut, karena hak pengelolaan untuk perpanjangan tidak kunjung dijawab Pemkab Bengkalis,” ujar Rahman kepada wartawan, Senin (1/2).

Dengan berakhirnya kontrak perjanjian pengelolaan aset, Rahman mengatakan, maka secara hukum kedua aset tersebut tidak lagi menjadi tanggungan PT BLJ, baik untuk perawatan maupun kegiatan lainny.
 
Namun, untuk beban listrik yang masih terhutang ketika kedua aset masih beroperasi, tetap menjadi tanggungan PT BLJ.  “Untuk hutang listrik memang masih menjadi tangungan kita, karena waktu itu masih kita yang mengelola,” ujar Rahman lagi.

Terkait pernyataan Kadisbudparpora, H Eduar yang mengatakan kalau Disbudparpora pun tidak boleh menganggarkan dana untuk kolam renang dan waterpark, karena belum ada MoU penyerahan aset, Rahman mengatakan kalau MoU belum bisa dilakukan karena menunggu audit.

“Persoalannya sekarang, kalau audit tak kunjung selesai, kita khuatir kedua aset tersebut akan semakin tak terurus. Sedangkan sudah jelas ada yang mengelola saja, kedua aset itu perlu perawatan. Apalagi kalau terbiarkan begitu lama, entah apa yang akan terjadi.

PT BLJ sendiri sambung Rahman, kalau memang dipercaya untuk mengelola kolam renang dan waterpark, sudah menyiapkan sejumlah strategi agar tidak mengalami kerugian. Mengacu kepada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, menurut Rahman, jumlah pengunjung baik yang ke kolam renang maupun waterpark hanya dalam kisaran 500-an itu pun pada hari-hari libur.

 “Yang pasti efisiensi harus kita lakukan, salah satunya adalah menerapkan sistem satu pintu untuk waterpark dan kolam renang. Tidak seperti sekarang, pintu ke waterpark lain, ke kolam renang lain lagi,” ujar Rahman yang mengaku masih memiliki sejumlah strategi lainnya untuk mengelola kolam renang termasuk kerja sama dengan pihak-pihak lain.(man)