Warga Riau Gabung Gafatar Bertambah 116 Orang

Warga Riau Gabung Gafatar Bertambah  116 Orang

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Masyarakat Riau yang diketahui bergabung dalam organisasi Gerakan Fajar Nusantara alias Gafatar, bisa dipastikan mencapai seratusan orang lebih. Pasalnya, dalam pemulangan gelombang kedua warga eks Gafatar dari Kalimantan Barat, diketahui ada 116 orang yang diketahui berasal dari Bumi Lancang Kuning.

Warga Riau  Jumlah ini tentu meningkat berlipat-lipat dibanding saat pemulangan gelombang pertama dahulu. Ketika itu, warga asal Riau yang diketahui bergabung Gafatar hanya sebanyak delapan orang.

"Jadi, melihat perkembangan saat ini, jumlah mereka mencapai 124 orang. Termasuk delapan yang pertama. Saat ini mereka masih berada di Mess Pemprov Riau di Slipi, Jakarta," terang Kepala Dinas Sosial Riau, Syarifuddin, Jumat (29/1).

Terkait masyarakat Riau eks Gafatar gelombang kedua ini, Syarifuddin mengatakan pihaknya masih mendata di Kementerian Sosial. "Belum diserahkan kepada kita. Nanti kita akan tanya apakah mereka bersedia dikembalikan ke daerah masing-masing atau tidak. Sejauh ini, banyak yang keberatan dipulangkan ke daerah asal. Alasannya macam-macam. Ada yang malu ada pula yang tak mau karena harta mereka sudah habis dijual," ujarnya.

Terkait pemulangan masyarakat Riau eks Gafatar tersebut, baru akan dipastikan pada 1 Februari lusa. Karena dari informasi Kemensos RI, warga Riau yang menjadi pengungsi eks Gafatar berjumlah 140 orang. Pemerintah pusat meminta segera dipulangkan. Karena sekarang tersebar di beberapa kantor urusan pemerintahan di DKI Jakarta.

"Kalau dipulangkan secara bertahap persoalan semakin pelik. Sekarang petugas Dinsos dan Polda Riau menunggu dan mendata serta berkomunikasi dengan warga Riau tersebut. Kalau memang pada akhirnya memutuskan bertahan, maka akan diteken sebuah pernyataan tentang pertanggungjawaban atas keinginan warga tersebut melalui sebuah berita acara," kata Syarifudin.

Dokumen Aneh
Dari Siak, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Siak, Yurnalis, mengakui ada anggota Gafatar yang mencoba membuka cabang di Siak. Namun karena melihat banyak dokumen yang aneh, pihaknya akhirnya menolak permohonan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) tersebut.

Menurutnya, yang mencoba mendaftarkan Gafatar di Siak tercatat atas nama Ferizal, warga asal Bengkalis, yang juga mahasiswa di salah satu universitas di Pekanbaru. Ketika itu ia mengakui Gafatar sebuah organisasi sosial.

"Setelah kita pelajari, berkas yang dilampirkan banyak yang aneh, beberapa keterangan penolakan dari Kesbangpol beberapa Kabupaten/kota. Ada juga keterangan surat keterangan sudah ada dikeluarkan SKT namun beberapa waktu berjalan dicabut kembali oleh Kesbangpol yang mengeluarkan SKT, karena dinilai banyak bermasalah," kata Yurnalis.
Yurnalis mengaku pernah menghubungi Ferizal menanyakan perihal ajaran agama yang disebarkan Gafatar, namun Ferizal mengaku organisasinya hanya bergerak di bidang sosial.

Terkait hal itu, Bupati Siak H Syamsuar, mengatakan pihaknya terus berupaya memulangkan 6 warga Sabak Auh, yang hilang karena diduga bergabung Gafatar tersebut.

"Kita akan terus upayakan. Namun kita terkendala karena tidak ada hape mereka yang aktif, sehinga tidak diketahui di mana posisi mereka," ujarnya.

Syamsuar meminta kepada warga Siak yang mengetahui keberadaan 6 orang yang menghilang itu, untuk mengkomunikasikan kepada pihak pemerintah, baik itu Pemcam, atau langsung ke dirinya, sehingga bisa segera dicarikan jalan keluar untuk penjemputan.


Keamanan Dijamin
Terpisah, Direktur Intelijen dan Keamanan (Dir Intelkam) Polda Riau, Kombes Pol Djati Wiyoto Abadhy, menegaskan, Polda Riau menjamin keamanan warga eks Gafatar tersebut ketika sudah kembali ke Riau.

"Mereka takut kalau tidak mau diterima kembali. Kemudian harta benda mereka katanya sudah habis di Riau. Kita sudah sebut, itu tanggungjawab pemerintah. Tugas kita mengamankan dan melindungi mereka," ujarnya.

Menurut Djati, persoalan ini sudah diantisipasi dan dipikirkan pemerintah daerah. Masing-masing Kabupaten/Kota telah mengantisipasi munculnya kekhawatiran penolakan dari masyarakat setempat.

Selain itu, Dinas Sosial juga telah merencanakan proses pembinaan terhadap eks anggota Gafatar tersebut, sehingga mereka akan kembali ke masyarakat seperti sedia kala sebelum pemikirannya berubah sebagai penganut ajaran Gafatar.

"Dinsos (Dinas Sosial,red) masing-masing kabupaten/kota juga sudah siap membinanya," lanjut Djati.

Sejauh ini, Djati, jumlah eks anggota Gafatar asal Riau yang akan dipulangkan belum terdata secara keseluruhan. Sampai dengan Jumat pagi, jumlah terdata mencapai seratus orang lebih. Jumlah itu kemungkinan akan bertambah, karena belum seluruhnya dihitung.
 
"Yang di sana itu yang baru turun dari kapal itu belum kita hitung," jelasnya.
 
Dilanjutkannya, sebagian besar mereka ini merupakan warga pendatang, bukan asli Riau. Hanya saja mereka telah berasimilasi di Riau, dan ber-KTP Riau. Sebagian besar merupakan pendatang dari Pulau Jawa. (nur, lam, dod)