Pihak PT Safari Riau Membantah

Diduga Biang Rusaknya Akses Desa Palas

Diduga Biang Rusaknya Akses Desa Palas

PANGKALAN KURAS(riaumandiri.co)-Armada milik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Safari Riau, yang mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) dari areal perusahaan menuju Pabrik Kelapa Sawit PT Adei Plantation, diduga menjadi biang kerusakan akses di desa Palas, Kecamatan Pangkalan Kuras.

Parahnya, perusahaan sama sekali tidak peduli untuk perawatan badan jalan yang rusak oleh tonase yang melebihi dari daya tahan badan jalan tersebut.

Hal itu ditegaskan oleh Kepala Desa Palas, Samsari AS. Menurut Kades, Safari Riau saban hari melewati akses yang dibangun oleh Pemkab Pelalawan, sedikitnya 1.000 ton TBS setiap harinya. Namun, perusahaan enggan untuk terlibat dan bertanggung jawab pera
watan akses tersebut.

"Kondisi ini sudah berlangsung bertahun-tahun, armada Safari Riau dengan mengangkut buah kelapa sawit melewati akses vital masyarakat Desa Palas ini menuju PKS PT Adei Plantation," beber Samsari, Rabu (27/1).

Samsari membeberkan karakter perusahaan PT Safari Riau yang seenaknya saja melewati akses jalan, tanpa peduli dan bertanggung jawab turut melakukan perawatan badan jalan yang rusak.

"Sedikitnya setiap hari armada perusahaan yang berlalu lalang mengangkut TBS ini mencapai seribu ton. Namun, sama sekali tidak ada toleransi dan kontribusi perusahaan untuk masyarakat Desa Palas maupun merawat akses tersebut. Jika begini terus, maka kita akan blokir akses tersebut," ancam Kades Samsari.

Terpisah, Humas PT Safari Riau, Adi, saat dikonfirmasi melalui telpon selulernya menyebutkan, perusahaan sangat peduli untuk perawatan akses yang dilewati oleh armada Safari Riau, khususnya di Desa Palas.

Bahkan, Adi menegaskan, kepedulian perusahaan terhadap desa Palas juga ditandai dengan membayar uang rutin untuk kas Desa Palas sebesar Rp3 juta setiap bulannya. Belum lagi bantuan alat berat untuk perawatan akses tersebut.

"Kita peduli pak melakukan perawatan akses yang kita lewati. Buktinya, kita masih bebas melintasi akses tersebut. Memang kita akui akses yang kita lewati bukan milik perusahaan tapi milik Pemda Pelalawan. Intinya, perusahaan peduli untuk perawatan badan jalan hingga peduli dengan masyarakat sekitar," bantah Humas Adi.

Adi juga menyebutkan, bahwa armada pengangkut TBS milik Safari Riau, maksimal hanya bertonase 8 ton saja. Sedangkan armada milik masyarakat yang juga bermuatan TBS,  yang turut melintasi akses tersebut, Humas Adi enggan menuturkan, namun ia berasumsi bisa saja melebihi dari 8 ton.(zol)