Korban Banjir di Kampar Mulai Terserang Penyakit

Korban Banjir di Kampar Mulai Terserang Penyakit

PEKANBARU (HR)-Sejumlah penyakit mulai menyerang warga yang menjadi korban di Kabupaten Kampar, akibat meluapnya Sungai Kampar. Di sejumlah tempat, warga mulai terserang gatal-gatal, demam, batuk dan flu.


Salah satunya seperti yang terjadi di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu. Hingga Jumat (22/1), air masih tetap tergenang di desa itu. Sejauh ini, belum tampak ada tanda-tanda banjir akan segera menyusut.


Korban Banjir
Kondisi itu dibenarkan Drg Anik Srimuliani selaku Kepala Puskesmas Buluh Cina yang juga dijadikan posko penanggulangan bencana banjir. Menurutnya, saat ini penyakit mulai menyerang warga korban banjir.

Kebanyakan, warga mulai terserang penyakit seperti gatal-gatal. Sedangkan untuk anak-anak, kebanyakan diserang demam, batuk dan flu. "Kalau diare belum ada," terangnya.

Namun demikian, pihaknya memprediksi, untuk beberapa hari ke depan, serangan diare sangat mungkin terjadi, mengingat stok air bersih yang terus menipis sementara banjir masih tetap tinggi.

Namun di sisi lain, pihaknya juga merasa bersyukur karena kebutuhan obat masih terpenuhi sampai saat ini. "Kita telah menerima bantuan dari Dinkes Provinsi kemarin," tambahnya.

Salah seorang pengunjung posko kesehatan, Salimah (36) membenarkan bahwa anak-anak di desa itu sudah mulai terserang penyakit. "Salah satunya anak saya, Nisa (3). Dia mengalami demam panas sudah dari tadi malam," ungkapnya.

Salimah juga mengatakan kebanyakan anak-anak terserang flu dan batuk-batuk. "Karena mereka kan main air terus, jadi itu penyebabnya," tambahnya.

Sebelumnya, banjir di Kampar juga membuat aktivitas belajar mengajar jadi terganggu. Karena gedung sekolah terendam banjir, sebanyak 66 sekolah di tujuh kecamatan di Kampar terpaksa meliburkan siswanya.

Keputusan meliburkan siswa itu karena akses ataupun jalan menuju sekolah-sekolah tersebut terendam banjir begitu juga ruangan kelas tempat proses belajar mengajar.

Kondisi itu terjadi di beberapa kecamatan seperti Kampar, Kampar Utara, Kampar Timur, Rumbio Jaya, Tambang, Siak Hulu, dan Kecamatan Perhentian Raja.

"Karena banjir ini telah mengakibatkan beberapa unit meubeler rusak, buku-buku hancur begitu juga untuk kebutuhan proses belajar mengajar lainnya," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar Edi Rusmadinata, belum lama ini.

Sedangkan di sisi lain, banjir yang berawal dari dibukanya pintu air di PLTA Kotopanjang tersebut, juga membuat kerugian bagi petani pemilik kerambah ikan. Sebab, banyak kerambah milik petani yang hanyut, karena tak kuat menahan derasnya air sungai. Akibatnya, mereka merugi hingga miliaran rupiah. (hllr, rtc)