Angelina Sondakh Ditugasi Atur Proyek di DPR

Pangeran Itu Ibas

Pangeran Itu Ibas

JAKARTA (HR) - Mantan Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Demokrat, Angelina Sondakh dihadirkan menjadi saksi dalam sidang terdakwa dugaan korupsi dan pencucian uang mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin.

Angie -sapaan akrab Angelina Sondakh- mengaku mengenal Nazaruddin pada 2009 silam saat para calon legislatif dari Demokrat dikumpulkan di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Menurut dia, Nazar yang ditunjuk menjadi koordinator partainya di Badan Anggaran DPR.

"Koordinator banggar Demokrat, ketuanya Nazar," kata Angie saat bersaksi untuk Nazar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (6/1).

Menurut Angie, bos Permai Group itu tahu bagaimana mengatur anggaran proyek-proyek pemerintahan. Namun, Angie yang sama-sama bernaung di Demokrat menyebut, Nazar tak sendiri mengatur proyek di Gedung Dewan Senayan.

Sebagai seorang anggota fraksi, Angie mengaku hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh Nazar. Menurut dia, perintah Nazar untuk dituruti oleh bawahannya merupakan perpanjangan instruksi dari elit partai.

"Kalau Pak Nazar bilang itu perintah Ketua Umum, Anas (Anas Urbaningrum), dan izin dari pangeran," kata Angie.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sontak mengejar jawaban Angie yang menyebut kata pangeran. "Siapa pangeran?," tanya Jaksa KPK. "Pak Nazar lebih tahu lah siapa pangeran," jawab Angie yang enggan menyebut siapa gerangan pangeran itu.

Mendengar jawaban seperti itu, jaksa merasa tak puas. jaksa kembali mencecar Angie terkait siapa yang disebut pangeran itu."Ya siapa?," tanya Jaksa Roy Riyadi mengulangi. "Kalau pangeran, saya mengetahui dari Pak Nazar. Pangeran itu Ibas," ujar Angie.

"Apakah yang dimaksud itu Edhie Baskoro Yudhoyono?" tanya jaksa meyakinkan. Angie mengamininya.

Edhie Baskoro Yudhoyono merupakan anak Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini merupakan Ketua Umum Demokrat. Saat itu, Ibas merupakan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. (okz/azw)