Diduga Pembunuhan Murni

Mahasiswa Stikes Maharatu Tewas di Fly Over

Mahasiswa Stikes Maharatu Tewas di Fly Over

PEKANBARU (HR)-Nasib mengenaskan dialami Rizky Ofta Yosa (23), mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tengku Maharatu. Pria asal Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat itu, ditemukan tewas bersimbah darah di jembatan fly over Jalan Sudirman dekat persimpangan Jalan Harapan Raya, Rabu (30/12) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB.

Ketika ditemukan, leher korban tampak sudah robek akibat sayatan senjata tajam. Sementara di sekujur tubuhnya juga ditemukan luka lebam, yang diduga akibat benturan benda tumpul. Sejauh ini, diduga Rizky merupakan korban murni pembunuhan. Pasalnya, sejumlah barang berharga miliknya termasuk sepeda motor jenis Honda Beat, sama sekali tidak dirampas pelaku aksi tersebut.

Terkait kasus itu, Wakapolresta Pekanbaru, AKBP S Putut Wicaksono menerangkan, penemuan mayat Rizky bermula ketika anggota Sabhara Polresta Pekanbaru tengah melakukan patroli keamanan, menjelang malam Tahun Baru 2016.

Saat melintasi jembatan fly over, mereka dikagetkan dengan seorang pria yang ditemukan tergeletak di tengah jalan dengan kondisi berlumuran darah. Saat didekati, petugas menemukan pria tersebut sudah dalam kondisi tak bernyawa. Selain ada luka robek pada bagian leher, di sekujur tubuhnya ditemukan sejumlah luka lebam.

Saat diperiksa, petugas menemukan identitas korban, yang belakangan diketahui bernama Rizky. Ia diketahui warga Ranah Pembangunan Kelurahan Durian Tinggi, Kecamatan Kapur Sembilan, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatra Barat.
"Proses penyelidikan akan terus kita lakukan untuk mengungkap kasus ini," tambah Wakapolresta.

Terpisah, Kanit Operasional Sat Sabhara Polresta Pekanbaru, Iptu Achry Dwi Yunito, menuturkan, bersamaa saat menemukan mayat korban, pihaknya juga mendapati satu unit Honda Beat Nopol BA 3426 CJ warna putih biru, yang diduga milik korban. "Mayat korban kita temukan saat akan menaiki fly over. Ketika didekat, kondisinya sudah tak bernyawa lagi," terangnya.

Sedangkan Kapolsek Bukit Raya, AKP Ricky Ricardo, mengatakan, begitu menerima informasi tentang penemuan mayat itu, pihaknya segera mendatangi TKP dan melakukan penyelidikan. Selanjutnya, mayat korban dibawa ke rumah sakit dan motornya diamankan di Mapolsek Bukit Raya.

Dari hasil visum di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, ditemukan sejumlah luka lebam maupun luka robek diduga akibat senjata tajam yang menyebabkan korban meninggal dunia, diantaranya, luka robek pada bagian leher korban.

"Hampir di sekujur tubuh korban mulai dari kepala hingga badan mengalami luka lebam akibat benda tumpul, kemungkinan korban dianiaya hingga meregang nyawa," tambahnya.

Setelah dilakukan visum, jasad korban langsung dibawa pihak keluarga ke kampung halaman untuk dikebumikan.

Dari hasil penyelidikan sementara, Ricky menegaskan, seluruh barang-barang berharga termasuk sepeda motor korban, masih ada di TKP dan tidak ada satu pun barang milik korban yang hilang. Dugaan, kasus ini murni pembunuhan.

"Dugaan kita murni pembunuhan, sementara barang-barang berharga milik korban masih ada dan utuh di TKP. Kita selidiki dan ungkap pelakunya serta motif di balik pembunuhan itu," ujarnya.

Sempat Telepon Pacar
Di balik nasib tragis yang menimpa Rizky, sang pujaan hati, Ance Safitri (24), mengaku sangat terkejut dengan nasib yang dialami sang pacar. Apalagi beberapa jam sebelumnya, korban masih sempat berbincang dengannya melalui hape.

"Pukul 23.30 WIB, dia (korban) nelepon saya. Nanya kabar terus bilang sudah tidur apa belum," katanya.

Lewat pembicaraan melalui sambungan telepon itu pula, wanita yang sudah satu setengah tahun menjalani asmara dengan korban menuturkan bahwa alm mengatakan pada dirinya jika malam itu ia sedang berada di rumah kakaknya. Ance sendiri tak mendapatkan firasat apapun perihal kematian korban.

"Cuma itu saja yang dibilangnya pas nelpon saya. Paginya saya sudah dapat kabar seperti itu. Nggak ada firasat apa-apa, dia bilangnya malam itu lagi di rumah," kisahnya.

Sementara itu, Lila (25) salah satu pegawai RS Awal Bros Pekanbaru sempat pula melihat korban datang ke UGD Awal Bros seorang diri, Selasa (29/12) pukul 21.30 WIB malam. Namun ia tak mengetahui pasti tujuan kedatangan korban karena 30 menit kemudian korban langsung pergi meninggal rumah sakit.

"Cuma setengah jam aja. Dia (korban) datang ke UGD sendirian. Pukul 22.00 WIB, dia tiba-tiba pamit pulang," tuturnya.

Dari keterangan rekan kuliah korban, Bakri (24), semasa hidupnya korban dikenal pendiam dan tertutup, meski demikian, korban merupakan teman yang baik dan mudah bergaul di kampus.
"Dia sedikit tertutup dan pendiam, tapi orangnya baik dan mudah bergaul. Terakhir bertemu dia sebulan lalu, pada hari Selasa (17/11) silam saat pelaksanaan wisuda. Setahu saya dia tidak pernah punya musuh," ungkap Bakri. (nom, hrc, grc)