Ekspansi Bank ke Malaysia Segera Terlaksana

Ekspansi Bank ke Malaysia Segera Terlaksana

NUSA DUA (HR)-Perbankan Indonesia bakal memulai hubungan lebih mesra dengan Malaysia. Setelah sulit mencapai kata sepakat dengan bank sentral Malaysia, Otoritas Jasa Keuangan memastikan akan meneken nota kesepahaman atawa memorandum of understanding awal Januari 2016 mendatang.

Jika tidak ada aral melintang, OJK dan Bank Negara Malaysia (BNM) juga akan menandatangani kerjasama bilateral (bilateral agreement).

"Saya telah bertemu dengan Gubernur BNM Zeti Akhtar Aziz. Kami harapkan MoU bisa terjadi di pekan pertama Januari," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad kemarin.

Sejatinya, OJK, Bank Indonesia (BI) dan BNM telah meneken heads of agreement pada 6 Januari 2015 lalu. Inti perjanjian awal ini adalah, upaya mengurangi kesenjangan dalam akses pasar dan fleksibilitas operasional bank skala ASEAN alias Qualified ASEAN Bank (QAB) dari Indonesia di Malaysia berdasarkan azas resiprokal.

Alotnya negosiasi OJK dan BNM menyebabkan Bank Mandiri kesulitan masuk pasar negeri jiran lewat pembukaan kantor cabang. Padahal, emiten bersandi BMRI itu berniat membuka delapan kantor cabang di Malaysia.

Budi Gunadi Sadikin selaku Direktur Utama Bank Mandiri sempat mengungkapkan, banknya terus berkoordinasi dengan OJK terkait rencana ekspansi ke Malaysia. Ia yakin OJK bisa memaksa BNM untuk memperlonggar persyaratan. Hingga kini Bank Mandiri sudah menyerahkan data dan dokumen sebagai persyaratan administrasi kepada BNM.

Bidik Thailand
Di sisi lain, OJK juga membuka kerjasama dengan nank sentral Thailand, Bank of Thailand (BoT). Kemarin Muliaman menggelar pertemuan dengan Gubernur BoT Veerathai Santiprabhob di Nusa Dua, Bali. Muliaman menyebutkan, ini merupakan pertemuan pertama antara OJK dan BoT.

"Kami sedang menjajaki. Masih akan ada beberapa kali pertemuan untuk tingkat teknis," kata Muliaman.
Pertemuan perdana OJK dan BoT membahas setidaknya tiga topik. Pertama, kerjasama bilateral, kedua pengawasan perbankan dan ketiga perkembangan industri perbankan di masing-masing negara.

"Investasi korporasi Thailand di Indonesia terus meningkat beberapa tahun terakhir. Jadi, kerjasama bilateral perbankan sangat dibutuhkan," ucap Veerathai.

Penandatanganan nota kesepahaman antara OJK dengan otoritas perbankan di sejumlah negara memang telah menumbuhkan hubungan yang kian mesra. Ambil contoh, MoU dengan China telah melapangkan aksi China Construction Bank (CCB) mencaplok saham Bank Windu Kentjana International.

Lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar, Senin (14/12) ini, Bank Windu akan meminta restu penerbitan saham baru kepada pemegang saham senilai Rp1,13 triliun. Alhasil, CCB kelak menjadi pemilik mayoritas bank umum devisa yang melantai di bursa ini.

"Proses transaksi diharapkan selesai awal tahun depan," ujar Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu.(kon/mel)