Di Pematang Reba

Penderita Jantung Tewas Lakalantas

Penderita Jantung Tewas Lakalantas

PEMATANG REBA (HR)-Ibnu Ramadhan (16), penderita penyakit jantung divonis dokter usianya hanya sampai 17 tahun. Namun, ajal menjemputnya bukan karena penyakit yang dideritanya. Ia meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas disaat akan merayakan ulang tahunnya yang ke-17.

Peristiwa kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa anak sulung Sulilawati (36), warga jalan Purnawirawan, Kelurahan Pematang Reba ini, terjadi di Jalan Raya Pematang Reba-Rengat.

Saat kejadian, Ibnu sedang mengendarai sepeda motor bertabrakan dengan sepeda motor suzuki dikendarai Suwandi (20), warga jalan Seminai, Kelurahan Pematang Reba. Akibat kecelakaan itu, Ibnu mengalami luka berat dibagian wajah dan patah tulang, sehingga nyawanya tidak dapat diselamatkan.

"Ibnu baru saja keluar rumah, tak sampai sepuluh menit tiba-tiba saya mendapat kabar anak saya kecelakaan, sampai di lokasi saya melihat Ibnu sudah terlungkup. Warga banyak yang tak tau penyebab kecelakaan itu," ujar sang ibu, Kamis (10/12).

Susilawati bercerita, Ibnu selama ini menderita penyakit jantung bocor, usianya diperkirakan dokter hanya sampai 17 tahun. Selama hidupnya, ia adalah anak yang baik dan suka membantu ibunya.  Beberapa hari sebelum kecelakaan terjadi, Ibnu berkata kepada Susilawati akan merayakan ulang tahun yang terakhir (ke-17, red) bersama ayah dan tiga orang adiknya pada tanggal 28 Desember 2015,  dan berencana akan membawa tiga orang adiknya bermain di Danau Raja Rengat.

"Saya tak sanggup menahan airmata waktu Ibnu bilang mau merayakan ulang tahunnya yang terakhir, ia sudah pasrah," ujar Susilawati. Dikatakan, seharusnya sang anak menjalani operasi jantung di Jakarta pada Oktober 2015, lalu, tetapi Ibnu menolak karena merasa umurnya sudah tak lama lagi.

Selama Ibnu mengetahui usianya hanya sampai 17 tahun, ia berhenti sekolah dan memilih bekerja membantu orangtuanya. Padahal, si ibu  rela menjadi penjaga sekolah sambil berjualan agar mendapatkan uang untuk biaya operasi jantung Ibnu. "Ibnu tak mau dioperasi, saya bilang uangnya sudah ada, tapi Ibnu tetap menolak dan selalu bilang kalau dia kasihan melihat saya," sebutnya.

Semasa hidupnya, Ibnu selalu memberikan uang hasil kerjanya kepada Susilawati untuk biaya sekolah dan uang jajan adik-adiknya. "Dia berhenti sekolah sejak dua tahun lalu karena mengetahui usinya hanya sampai 17 tahun. Kami sekeluarga sering menyemangatinya agar tetap sekolah, tapi Ibnu memilih bekerja, dia bilang mau bantu saya untuk mencari biaya sekolah adik - adiknya, Ibnu anak yang baik, dia anak yang berbakti," kenangnya. (inh/aag)