Bank Nagari Tawarkan SU Rp700 M

Bank Nagari Tawarkan SU Rp700 M

JAKARTA (HR)-PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat, yaitu Bank Nagari menawarkan Obligasi Senior VII maksimal Rp500 miliar dan Sukuk Mudharabah II senilai Rp100 miliar. Dana penerbitan obigasi yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk penyaluran kredit.

Sedangkan dana dari penerbitan Sukuk Mudharabah akan digunakan untuk pengembangan usaha syariah dalam bentuk pembiyaaan murabahah. Direktur Utama Bank Nagari Suryadi Asmi mengatakan, kedua instrumen investasi ini mempunyai tenor 5 tahun.

Bank Nagari pertama kali menerbitkan obligasi pada tahun 1989. Hingga saat ini, Bank Nagari telah menerbitkan obligasi sebanyak tujuh kali. Untuk penerbitan obligasi kali ini, sebagai penjamin emisi adalah PT Bank Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas.

"Untuk mempertahankan penguasaan pangsa pasar atau market share di Sumatera Barat, Bank Nagari akan melakukan implementasi strategi pengembangan usaha dengan memperkuat permodalan salah satunya dengan penerbitan obligasi dan sukuk ini,” ujar Suryadi.

Rencananya penawaran awal atau book building obligasi dan sukuk ini antara 8 Desember sampai 17 Desember. Sedangkan masa penawaran rencananya akan dilakukan pada 4 Januari sampai 5 Januari 2015.

Sementara untuk pembayaran investor sesuai jadwal akan dilakukan pada 7 Januari 2016 dan pencatatan di bursa akan dilakukan pada 11 Januari 2016. Sebagai informasi, sampai September 2015, tercatat laba bersih Bank Nagari mengalami kenaikan 37,04 persen secara yoy menjadi Rp222 miliar.

Kenaikan laba bersih ini salah satunya disumbang kenaikan penyaluran kredit sebesar 7,08 persen secara ytd menjadi Rp13,1 triliun. Ke depannya, Bank Nagari akan meningkatkan penyaluran kredit di sektor produktif. Hal ini, menurut Suryadi, dilakukan untuk meningkatkan pergerakan ekonomi daerah.

Sebagai infromasi, tahun depan, Bank Nagari menargetkan kredit produktif berkontribusi 31,91 persen terhadap total kredit. Hal ini salah satunya dicapai dengan peningkatan alokasi kredit produktif kepada sektor mikro kecil dan menengah.

Dana simpanan masyarakatt sampai kuartal 3 juga tercatat mengalami kenaikan sebesar 16,54 persen yoy menjadi Rp15,4 triliun. Proporsi dana simpanan masyarakat ini sebagian besar berupa dana murah atau CASA ,yaitu sebesar 51,76 persen dari total DPK. Sedangkan deposito tercatat sebesar 48,24 persen dari DPK.

Pengelolaan kualitas kredit BPD yang 40 persen sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sumatera Barat ini juga tercatat bagus. Sampai kuartal 3 2015, NPL perseroan mengalami penurunan menjadi 2,96 persen dari tahun sebelumnya yoy sebesar 2,98 persen.(kon/mel)