Wako Jadi IRUP Peringatan PGRI dan HGN

Wako Jadi IRUP Peringatan PGRI dan HGN

PEKANBARU (HR)-Walikota Pekanbaru Firdaus, ST.MT, menjadi Inspektur Upacara pada peringatan Hari Guru dan Persatuan Guru Republik Indonesia ke-70, Rabu (25/11). Kegiatan itu dilaksanakan di halaman kantor walikota, diikuti seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah, bersama seluruh guru dan siswa yang ada di Kota Pekanbaru.

Dalam kata sambutannya Firdaus mengatakan, berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, ditetapkan hari lahir PGRI pada tanggal 25 November, sebagai Hari Guru Nasional.
Penetapan itu bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan suatu pengakuan bahwa sejarah perjuangan PGRI merupakan sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru. Tema yang diangkat kali ini adalah ' Mantapkan Soliditas dan solidaritas PGRI sebagai Organisasi Profesi guru yang kuat dan bermartabat"
Pada kesempatan tersebut walikota juga membacakan kata sambutan dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Menurutnya, guru merupakan tonggak atas suksesnya generasi muda bangsa, dalam menggapai ilmu pengetahuan yang didapat dari dunia pendidikan.

"Momentum HGN dan HUT PGRI ke- 70, Tahun 2015 sangat baik untuk menumbuh kembangkan anak mulai dari usia dini hingga perguruan tinggi. Karena merupakan modal utama bagi bangsa dan negara dalam mencetak generasi muda yang berkualitas di berbagai disiplin ilmu," kata wako.
Memandang hal itu Firdaus menyebut pihaknya akan selalu memprioritaskan nasib dan kesejahteraan guru dan berupaya untuk memperjuangkannya. Karena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya Indonesia, yang tak bisa lepas dari peran guru yang mendidik generasi muda. Dari tangan guru yang baik akan lahir pemimpin- pemimpin yang cerdas serta mampu membawa kemajuan dan perubahan.

Guru adalah pendidik, bila dianalogikan sama dengan manager dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), untuk itu peran mereka sangatlah penting. Memandang hal tersebut, maka Walikota Firdaus berkomitmen untuk membenahi satu persatu permasalahan yang dihadapi para guru di Kota Pekanbaru. Diantaranya mengenai status yang belum jelas, hingga nilai gaji yang dibawah standar upah.

"Satu per satu akan diselesaikan, kita coba perjuangkan nasib guru, termasuk yang digaji oleh asosiasi orang tua murid. Disamping itu bagaimana kita meningkatkan kompetensi guru terutama guru K 2 dan guru komite," tutupnya.
Hanya dengan sentuhan guru profesional, kata wako, anak-anak akan menerima pembelajaran yang mendidik dan bermutu, sehingga mata rantai generasi penerus akan semakin siap dan kuat menahan derasnya arus globalisasi.
Untuk mewujudkan guru profesional memang tidak mudah, semua harus dimulai dari perekrutan calon guru yang cermat,proses penempatan yang tepat,pelatihan yang memadai dan juga proses supervisi kinerja guru yang dilakukan secara berkelanjutan.(adv/humas)