Bupati Resmikan 2 PLTS Terpusat di Teluk Lanus

Akhirnya Warga Dapat Penerangan

Akhirnya Warga Dapat Penerangan

TELUK LANUS (HR) - Bupati Siak Syamsuar meresmikan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terpusat di Desa Teluk Lanus Kecamatan Sungai Apit, Senin (22/11). Dengan peresmian ini seluruh rumah dan fasilitas umum di kampung terluar wilayah administrasi Kabupaten Siak ini bebas dari kegelapan.

Turut mendampingi Bupati, Dandim 0303 Bengkalis Letkol Wachyu, Kajari Siak Zainul Arifin, Ketua DPRD Siak Indragunawan, Kepala Distamben Siak Amin Budiyadi dan beberapa Pimpinan SKPD Kabupaten Siak lainnya.
Dalam sambutannya Syamsuar mengatakan, 2 unit PLTS di Teluk Lanus ini merupakan PLTS terpusat yang pertama di Kabupaten Siak.

"Mudah-mudahan hadirnya listrik ini bisa mendongkrak kehidupan masyarakat yang ada di kampung ini," kata Bupati Syamsuar.

Bagi Syamsuar, apa-apa yang menjadi keluhan warga sudah tergambar dalam benaknya untuk dicarikan solusi. Khususnya warga yang ada di kawasan pesisir wilayah Kecamatan Sungai Apit.

"Kita akan beresi satu persatu. Saya tak mau ada desa yang terisolir. Yang penting warga selalu semangat, jaga kekompakan dan kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Biar itu menjadi contoh bagi anak-anak kita bahwa orang tua mereka adalah pekerja keras," ujar Syamsuar.

Suhari (50), warga setempat mengaku sangat senang dengan kehadiran PLTS bantuan dari Kementerian ESDM itu. Dua unit PLTS berkapasitas masing-masing 50 KWp itu sudah menerangi 401 rumah warga yang ada di sana, termasuk 13 fasilitas umum. Sebanyak 215 lampu jalan pun sudah menyala 24 jam. Saking gembiranya, saat ia berada di pelabuhan pada malam hari, suasananya serasa di pelabuhan Tanjung Priok.

"Dengan hadirnya PLTS ini, pelabuhan di kampung kami kalau malam sudah seperti pelabuhan Tanjung Priok," kata warga transmigrasi yang menjabat sebgai Bapekam di Kampung Teluk Lanus ini.

Lebih jauh Suhari mengatakan kini putra-putri mereka sudah tidak lagi menghirup asap lampu teplok saat belajar di rumah. Aliran listrik itu membuat anak-anak makin semangat belajar.

Hal senada disampaikan Nikmatullah. Sebelum kehadiran PLTS terpusat itu, 528 kepala keluarga masyarakat Teluk Lanus mengandalkan lampu teplok untuk penerangan malam hari. Sebagian kalangan menengah menggunakan genset. Karena daerah terpencil tentu harga bahan bakar sangat tinggi, hal itu membuat pengeluran keluarg membengkak.

"BBM di sini mahal. Untuk satu botol air mineral isi 1,5 liter bensin Rp20 ribu, solar Rp18 ribu," terang Nikmatullah.

Penghulu Teluk Lanus Iwan Syahroni mengucapkan terima kasih kepada Bupati Siak Syamsuar yang telah memperjuangkan kebutuhan masyarakat Teluk Lanus.

"Kami sangat berterima kasih kepada Bupati Siak atas semua ini. Kami yang ada di kawasan paling ujung, sudah bisa menikmati listrik," katanya.

Membuka Isolasi
Ditambahkan Iwan, Pemkab Siak sudah menyiapkan perencanaan untuk membuka isolasi kampung menuju Sungai Rawa sejauh 68 kilometer.

Ia berharap akses jalan darat tersebut bisa segera rampung, sehingga masyarakat tidak lagi harus merogoh kocek terlalu dalam untuk keluar kampung. Apalagi selama ini transportasi andalan masyarakat Teluk Lanus adalah pompong.

Meskipun ada transportasi  sped board dari Pemda yang disiapkan gratis, namun hanya beroperasi 3 kali satu minggu dan membutuhkan waktu perjalanan yang cukup lama.

Jika jalan sepanjang 68 KM itu jadi, maka hasil panen masyarakat akn mudah dikeluarkan. Dengan demikian perekonomian masyarakat akan cepat berkembang.

"Kita punya potensi sawah 1.000 hektare. Yang sudah digarap dengan sistem panen dua kali setahun, sudah 400 hektare," kata Iwan.
Perintah Bupati

Kadis Pertambangan dan Energi Kabupaten Siak Amin Budiyadi, menceritakan kehadiran PLTS bantuan APBN itu tidak terlepas dari keseriusan Bupati Siak Syamsuar dalam menjemput bantuan dari APBN. Bupati meminta Amin Budiyadi mengantar surat permintaan pembangunan PLTS terpusat ke Kementerian ESDM di Jakarta. Setahun kemudian permintaan itu terealisasi.

Seiring pertumbuhan penduduk di Kampung Teluk Lanus meningkat drastis, karena program transmigrasi lokal. Namun sayangnya PLTS pertama tadi tak cukup untuk menerangi rumah-rumah yang ada.

Bupati kembali meminta Distamben mengajukan usulan menambah PLTS ke Kementerian ESDM. Berkat upaya keras, komunikasi dan kerja sama dengan kementrian ESDM Permohonan itu dikabulkan dan pembangunan tahap dua terealisasi tahun 2015 ini.

Dari pembangunan itu, sebelumnya terdapat 74 kampung belum teraliri listrik, sekarang tinggal 22 kampung yang belum mendapat penerangan listrik.

Menurut Amin angka itu segera berkurang, menyusul program yang diusulkan ke PLN untuk membeli kelebihan litrik sebuah perusahaan guna menrangki Kecamatan Sungai Mandau yang diupayakan akan terealisasi tahun depan. (adv/humas)