Pengabdian Guru untuk Mencerdaskan Anak Bangsa

Pengabdian Guru untuk Mencerdaskan Anak Bangsa

Berbicara tentang guru kita akan membayangkan tugasnya yang mulia. Guru mendidik siswa dari tidak mempunyai pengetahuan menjadi berpengetahuan, dari tidak kreatif menjadi kreatif dan lainnya. Namun para guru jangan merasa bangga dulu dengan pujian yang diberikan orang sebab masih banyak lagi para siswa yang mengalami kegagalan. Oleh karena itu para guru harus mengintrospeksi diri, apakah kita sudah termasuk seorang pendidik yang baik, yang telah memberikan contoh teladan terhadap anak didik atau kita mengajar hanya sebagai melepaskan tanggung jawab saja.

Dulu masyarakat beranggapan bahwa guru adalah orang yang serba tahu, bisa serta mampu menguasai berbagai ilmu. Kalau ada orang berpandangan bahwa guru hanya pengajar saja harus dirubah dengan pandangan baru yang menempatkan guru sebagai penggagas dan pencipta proses belajar mengajar.

Menurur Hamka, tugas pendidik pada umumnya adalah membantu, mempesiapkan dan mengantarkan peserta didik untuk memiliki pengetahuan yang luas, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas. Seorang pendidik bukan hanya dituntut memiliki ilmu yang luas, lebih dari itu hendaknya seorang yang beriman, berakhlak mulia, sungguh-sungguh dalam melaksanakan profesinya dan mesti dilaksanakan secara baik.

Untuk menciptakan sosok pendidik yang demikian, maka ada perlunya pembinaan kompetensi pendidik yang meliputi latihan profesional guru. Seorang guru tidak akan pernah menjadi guru yang baik jika tidak memiliki tentang penguasaan diri, ilmu, kesabaran, ilmu menahan nafsu, ilmu kelemahlembutan dan ilmu kasih sayang. Tanpa ilmu-ilmu yang di atas, maka guru tidak akan dapat benar-benar mengarahkan pikiran anak-anak didiknya ke arah yang benar.

Di samping itu guru harus dapat mengajar dengan baik ,harus bisa memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi, dalam pembelalajaran dikenal dengan model. Dalam menggunakan model pembelajaran sebenarnya bisa kita ambil dengan yang dikemukakan oleh para ahli, kemudian kita juga bisa memperbaiki model pembelajaran yang ada.

Profesi guru sangat menyenangkan, kalau dari hati kecil kita yang berkeinginan menjadi guru. Yang mana setelah kita sampai di sekolah, semua persoalan di rumah tangga rasanya menjadi hilang dengan melihat siswa-siswa yang hormat pada kita,mulai mereka menyalami pada pagi hari, mengucapkan salam, mereka belajar dengan bersemangat dengan metode yang bervariasi, di sini guru dituntut tak obahnya sebagai sutradara dalam sinetron atau drama. Siswa mengikuti apa yang diperintahkan guru.

Seorang guru harus bisa memberikan contoh atau perilaku yang baik, memberi nasihat jika mereka tidak mengikuti peraturan sekolah atau membangkang dan bisa jadi guru memberi hukuman yang mendidik kepada siswa misalnya siswa disuruh memungut sampah di sekitar sekolah, atau menghafal surat-surat pendek dari Alquran dan lain-lain. Guru setiap mengajar juga dituntut memberikan penilaian kognitif, efektif dan psikomotor (ilmu pengetahuan sikap dan perbuatan). Kalaulah yang demikian kita lakukan siswa merasa kehilangan kalau gurunya tidak hadir dan gurupun merasa rindu kalau mereka tidak hadir di sekolah.

Alangkah bangganya kalau kita menjadi guru apabila siswa tamat dari sekolah atau telah bekerja mereka tetap juga menghargai dan menghormati gurunya, malahan ada juga yang memberikan bantuan jasanya kepada gurunya. Kalaulah demikian yang dilakukan siswa terhadap kita sebagai pendidik kita takkan kenal lelah mengajar ke sekolah, malahan kasih sayang pada keluarga (anak-anak,suami atau istri) kadang-kadang terkurangi demi untuk memenuhi tugas yang mulia, namun semua itu tidak terasa dan tidak memberatkan.

Setiap orang mempunyai kecenderungan perilaku yang baku, sehingga menjadi ciri khas kepribadian. Scheker dan Lamin (1998) mendefinisikan keprebadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri khas dan perilaku seseorang, pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kala dikatakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku, berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadap situasi yang dihadapi.

Goldon Allport mendefinisikan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang bersangkutan. Dari beberapa teori di atas dapat diambil kesamaan yaitu kepribadian dipandang sebagai organisasi yang menjadi penentu atau pengarah tingkah laku kita memahami arti perbedaan-perbedaan individual. Dengan istilah kepribadian keunikan dari setiap individu ternyatakan.

Dan melalui studi tentang kepribadian sifat-sifat atau kumpulan sifat individu yang membedakannya dengan individu lain di harapkan dapat menjadi jelas atau dapat dipahami. Para teori kepribadian memandang kepribadian sebagai sesuatu yang unik atau khas pada diri setiap orang. Guru dalam arti harfiahnya adalah berat, adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam
Bahasa Indonesia guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan utama mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Dikatakan guru mahir adalah guru yang mampu untuk menundukkan hati mereka dan mempengaruhi mereka dengan baik, sehingga dapat memerintah mereka dan berbicara dengan mereka.

Kepribadian itu bias membangkitkan semangat tekun dalam menjalankan tugas, senang member manfaat menghormati peraturan sekolah, sehingga membuat murid bersifat lemah lembut memberanikan mereka mendorong pada cinta pekerjaan, memajukan berpikir secara bebas, tetapi terbatas yang bias membantu membentuk pribadi, menguatkan kepribadian, menguatkan kehendak membiasakan percaya pada diri sendiri.

Suksesnya seorang guru tergantung dari kepribadian, luasnya ilmu tentang materi pelajaran serta pengalaman. Tugas seorang guru itu sangat berat, tidak mampu dilaksanakan kecuali, apabila kuat kepribadiannya, cinta dengan tugas, ikhlas dalam mengerjakan tugas memelihara waktu murid cinta kebenaran, adil dalam
pergaulan ada yang menyatakan bahwa masa depan anak-anak di tangan guru dan di tangan gurulah terbentuk umat.

Dikatakan guru profesional adalah guru yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional juga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik serta memiliki pengalaman-pengalaman diantaranya:
• Kompetensi Pedagogik meliputi kemampuan guru dalam menjelaskan materi melaksanakan metode pembelajaran mengelola kelas dan melakukan evaluasi.

• Kompetensi kepribadian yang mencerminkan realitas sikap dan perilaku juara dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi ini melahirkan ciri-ciri guru yang sabar, tenang, tanggung jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati, orang lain, stabil, ramah, tegas, berani, kreatif dan inisiatif.

• Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan terhadap penguasaan materi pelajaran secara mendalam untuk dan komperenhensif guru yang memiliki kompetensi ini tidak hanya memiliki penguasaan materi secara formal/ buku panduan, tetapi harus juga memiliki kemampuan terhadap materi yang memiliki keterkaitan pokok bahasan

• Kompetensi social adalah berkaitan dengan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Artinya guru harus dituntut memiliki keterampilan berinteraksi dengan masyarakat, khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan program.****
Guru MTsN Pangkalan Kerinci.