Pencatutan Nama Presiden dan Wapres Memanas

JK Pertimbangkan Bongkar ke Publik

JK Pertimbangkan Bongkar ke Publik

JAKARTA (HR)-Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said,  terkait adanya politikus yang mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden ke Freeport, saat ini telah berubah menjadi "bola panas".

Hal itu menyusul banyak pihak yang mendesak Sudirman menyebut langsung nama politikus yang membawa nama dua pimpinan Indonesia untuk kepentingan pribadi itu.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebagai pihak yang dicatut namanya, mulai mempertimbangkan membongkar identitas politikus tersebut.

"Nanti dipertimbangkan," ujarnya, Kamis (12/11).
Dalam kesempatan itu, Wapres kembali menegaskan bahwa dirinya sudah tahu siapa politikus yang mencatut namanya tersebut. Hal itu setelah ia mendapat informasi langsung dari Sudirman Said.

Hanya saja, tutur dia, keputusan untuk membongkar identitas pencatut kepada publik masih harus mempertimbangkan berbagai hal. "Nanti, karena yang paling mengetahui Menteri ESDM. Kita tunggu dulu bagaimana Menteri ESDM," tambahnya.

Desak Diumumkan
Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga berharap politisi yang mencatut nama Presiden diungkap ke publik.

"Saya percaya dengan pernyataan Sudirman Said itu bahwa ada yang mencatut nama Presiden. Cuma siapa yang telah mencatut nama Presiden, hanya Sudirman Said yang tahu. Supaya jelas, Sudirman Said sebaiknya terbuka dan transparan ke publik supaya terang benderang," ujarnya, sebelum membuka Muswil I Kalimantan Utara (Kaltara) di Tarakan.

Menurut Zulkifli sekarang sudah tidak zamannya lagi lobi-lobi gelap. Lobi-Lobi harus terbuka jangan gelap-gelapan. "Lobi-lobi harus terang bernderang, jangan gelap-gelapan," katanya.

Sebelumnya, Sudirman Said menyebutkan adanya tokoh politik yang sangat berkuasa mencoba menjual nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kepada Freeport.

Dengan mencatut nama Presiden dan Wapres, politisi itu menjanjikan ke Freeport agar perpanjangan kontrak bisa segera diberikan.  "Seolah-olah Presiden minta saham. Wapres juga dijual namanya. Saya sudah laporkan kepada keduanya. Beliau-beliau marah karena tak mungkin mereka melakukan itu," ujar Sudirman.

Namun, dia mengaku tak bisa menyebut siapa politisi yang coba menjual nama dua pimpinan tertinggi republik itu. Hanya saja, Sudirman mengatakan bahwa orang itu cukup terkenal.

Selain pencatut itu mencoba menjual nama Presiden dan Wapres, Sudirman menyebut orang itu juga meminta proyek pembangkit listrik di Timika dan meminta bagian saham Freeport. (bbs, kom, dtc, sis)