Antisipasi Kelangkaan Elpiji

Disperindag akan Aktifkan Kartu Kendali

Disperindag akan Aktifkan Kartu Kendali

PEKANBARU (HR)-Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru, T Azwendi Fajri, mengatakan, terkait kenaikan HET tersebut, pihaknya sudah mendapat keterangan jelas dari Disperindag, hal itu didapat saat Komisi II telah melakukan hearing bersama Disperindag.

Dimana dalam mengantisipasi kelangkaan dan susahnya mendapatkan elpiji perlu kembali di adakan kartu kendali. "Kita setuju itu (aktifkan kartu kendali), namun Waktu itu memang belum sempurna dalam pembahasan, karena keterangan dari Pertamina belum didapatkan. Maka hearing kita agendakan untuk selanjutnya. Karena PT Pertamina tak hadir.

Jadi hearing kedua nanti ini kita harapkan datang," sebut Azwendi, Senin (21/11).

Sementara itu, Kepala Disperindag Pekanbaru, Azwan, mengakui hal ini.

Untuk mengantisipasi kelangkaan tersebut, pihaknya akan mengaktifkan lagi Kartu Kendali. Karena dengan mengaktifkan lagi kartu kendali tersebut tahun ini, akan bisa meminimalisir kelangkaan elpiji.

"Kita akan terus berupaya berbuat yang terbaik untuk masyarakat. Kita juga meminta tim pengawasan dari tingkat provinsi dan kota aktif mengawasi distribusi elpiji ini," harapnya.

Sesuai program Disperindag Kota Pekanbaru, dipastikan jika telah menaikkan HET elpiji 3 Kg. Kenaikannya sebesar Rp 2 ribu, dari Rp 16 ribu menjadi Rp 18 ribu pertabung. Dengan kondisi ini diperkirakan penyaluran gas tersebut diharapkan akan lancar meski kenaikan harga.

Sementara itu, dengan kenaikan harga tersebut sejumlah warga yang ditemui mengaku, atas kenaikan elpiji ini, sebenarnya tidak terlalu berpengaruh ke masyarakat. Karena selama ini, masyarakat pun membeli elpiji 3 Kg tersebut, walau harganya melebihi HET.

"Yang terpenting tidak sulit mencarinya. Bagi kita asal lancar jika harga naik sedikit tetap tidak masalah," harap Yunar, warga Panam pada wartawan kemarin.Hal senada juga disebutkan Yopi, dirinya berharap, agar pendistribusian elpiji 3 Kg tersebut merata ke semua pangkalan. Sehingga warga tidak sulit mendapatkannya.

Apa yang diharapkan warga tersebut, sangat masuk akal. Karena selama ini, persoalannya tidak pada harga elpiji. Tapi sulitnya mendapatkan si Melon tersebut. Jika pun ada, warga terpaksa membeli di tempat yang sangat jauh, dengan harga melangit juga.(ben)