Hari Ini Mensos Berkunjung ke Riau

Kabut Asap di Riau Telan 9 Korban Jiwa

Kabut Asap di Riau Telan 9 Korban Jiwa

PEKANBARU (HR)-Kabut asap di Riau terus berkurang sejak beberapa hari belakangan ini. Kondisi udara berikut jarak pandang pun membaik. Selama beberapa bulan merajalela di Bumi Lancang Kuning, asap telah menimbulkan korban jiwa hingga sembilan orang. Sementara puluhan ribu lainnya mengalami berbagai penyakit, khususnya infeksi saluran pernafasan akut.

Jumlah tersebut merupakan hasil pendataan terakhir yang dilakukan Kementerian Sosial. Bisa jadi, jumlah itu akan terus bertambah seiring penemuan di lapangan.
Sementara itu, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, dijadwalkan akan berkunjung ke Riau, hari ini (Sabtu (31/10). Selama berada di Bumi Lancang Kuning, Menteri Sosial (Mensos) akan memberikan santunan kepada warga Riau yang meninggal akibat bencana asap.
Tidak hanya itu, Mensos juga akan sekaligus meninjau posko evakuasi dan posko kesehatan yang telah tersedia di Riau.
Menurut Kepala Panti Sosial Bina Remaja Rumbai (PSBR) Pekanbaru yang berada di bawah Kementerian Sosial, Sarino, Jumat (30/10), sebelum mengunjungi Riau, Mensos Khofifah terlebih dahulu mendatangi Sumatera Selatan dan Jambi.
Di dua provinsi tetangga yang juga sama-sama merasakan dampak asap, Mensos juga telah memberikan bantuan

Kabut Asap
kepada korban kabut asap.

"Beliau nanti akan berkunjung ke PSBR, posko evakuasi di Dinas Binamarga Riau, posko evakuasi di Gedung Daerah dan juga posko kesehatan. Beliau juga akan memberikan santunan kepasa warga yang menjadi korban asap," ujar Sarino.

Tujuh Orang
Dijelaskan Sarino, pihaknya saat ini sedang mendata jumlah korban meninggal akibat asap yang terjadi di Kabupaten Kota. Sejauh ini, sesuai laporan yang diterima pihaknya, setidaknya ada tujuh warga Riau yang menjadi korban akibat asap.

"Berapa besarannya yang akan diterima kita belum bisa pastikan. Data yang kita terima ada tujuh orang," jelasnya.

Untuk diketahui beberapa warga Riau yang diduga meninggal akibat asap di antaranya, warga Pekanbaru, Muhanum (12) seorang siswa sekolah dasar di Pekanbaru, Umaryanta (45), pegawai Balatrans Pekanbaru. Umaryanta diduga meninggal karena penyempitan paru-paru setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru, 19 September lalu.

Selanjutnya ada Iqbal Ali (31 tahun), seorang pegawai Kantor Wilayah Kementerian Agama Riau. Ia meninggal karena asmanya kambuh saat dirawat di RSUD Arifin Achmad, 5 Oktober lalu.

Selain itu, ada Nafizah Azahrah, anak berumur 1 tahun 9 bulan, yang menderita infeksi paru-paru di Rumah Sakit Awal Bross Panam, 1 Oktober.

Korban selanjutnya adalah Ramadhani Lutfi Aeril (9 tahun), seorang murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru yang meninggal di RS Santa Maria, 21 Oktober. Dari hasil rontgen terlihat ada bercak putih di parunya.

Selain itu, ada juga Keysa Putri, seorang bayi yang baru berumur 45 hari. Ia meninggal di rumah di Kompleks Tarai II Kubang Raya, Pekanbaru, 22 Oktober. Kesya mengalami sesak nafas tanpa sempat dibawa ke rumah sakit.

Sementara tiga korban lainnya berada di luar wilayah Pekanbaru. Mereka adalah Muliya (12 tahun) dan Andriyanto (10 tahun) yang tinggal di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, dan Angga Saputra (2 tahun) di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan.

Terus berkurang
Sementara itu dari Jakarta, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, sejak hujan turun di wilayah Sumatera dan Kalimantan, titik api terus berkurang secara signifikan. Selain itu, jarak pandang pun semakin bertambah.

"Dengan adanya curah hujan selama tiga hari berturut-turut di Sumatera dan Kalimantan, maka titik api berkurang secara signifikan," ujarnya.

Dikatakan Sutopo, menurut data yang ada pada pihaknya, untuk Riau, titik api yang terpantau pada Jumat kemarin sebanyak delapan titik, Sumatera Selatan 156 titik, Bengkulu satu titik, Jambi dua titik, Lampung 32 titik, Sumatera Barat satu  titik, dan Sumatera Utara tiga titik.

Untuk jarak pandang sendiri tambahnya, di wilayah Padang kini sejauh 1.500 meter, tetapi kondisi masih berasap. Jarak pandang di Pekanbaru sejauh 3.000 meter dan di Jambi sejauh 1.400 meter. Sedangkan di Palembang, jarak pandang sejauh 800 meter dengan kondisi berasap.

"Otomatis Bandara sudah mulai dibuka. Bandara di Jambi yang sebelumnya terisolir sudah mulai beroperasi kembali," sebut Sutopo.

Sutopo menambahkan, Badan Meteorologi Klimatogi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan akan kembali turun sampai 4 hari ke depan di dua kawasan ini.

Diharapkan, hujan akan membantu proses pemadaman api kebakaran hutan. "Ini disebut sebagaigolden time, setelah itu akan masuk musim kering lagi," ungkapnya. (rtc)