Dampak Kabut Asap

Pemprov Berupaya Tingkatkan Akses dan Mutu Pendidikan

Pemprov Berupaya Tingkatkan Akses dan Mutu Pendidikan

Pekanbaru (HR)-Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya agar dunia Pendidikan di Provinsi Riau tidak ketinggalan dengan daerah lain di tengah-tengah kabut asap yang melanda sejak tiga bulan.

Untuk mengatasi ketertinggal pelajaran, Pemprov Riau telah berkoordinasi dengan Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan, hasilnya Pemprov menyiapkan tiga skenario penyelanggaraan pendidikan di daerah yang terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)
Skenario pertama, libur darurat selama satu hingga 14 hari. Sekolah yang mengalami hal ini, masa liburan Desember nanti digunakan mengganti jam belajar yang hilang. Ujian Akhir Semester Ganjil dilakukan pada Januari 2016, serta jadwal Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional tetap sesuai jadwal.

Skenario kedua, bila sekolah mengalami libur darurat asap selama 15 hingga 30 hari, maka liburan siswa pada Desember digunakan mengganti jam belajar yang hilanng. Ujian Akhir Semester Ganjil dilakukan pada Februari, jadwal Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional mundur dua hingga tiga pekan. “harapannya ketuntasan belajar tetap tercapai oleh masyarakat,” kata Asianto.

Skenario ketiga, siswa yang mengalami libur darurat asap lebih dari 30 hari. Kegiatan belajar mengajar skenario ini dan kalender akademik akan mundur hingga ketuntasan belajar tercapai. Nanti akan ada penyesuaian jadwal UN dan seleksi mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau, Dr H Kamsol, saat ini aktivitas belajar mengajar di sekolah kembali diliburkan. Hal itu mengingat kabut asap kian mengkhawatirkan. Namun Disdik Riau bersama instantasi terkait di kabupaten/kota telah menyiapkan rencana A dan B.

Pertama, rencana A, jika asap tetap berlanjut maka sekolah tetap Senin dan Kamis, dengan durasi antara satu dan dua jam. Dalam rencana ini, guru memberikan materi dan tugas kepada siswa.

“Kalau sekolah yang ber-AC dan ada fasilitas lainnya yang bisa menghilangkan asap, boleh masuk kelas setiap hari, tapi tidak terlalu lama dalam ruangan. Dengan kondisi asap setebal saat ini sekolah diliburkan dan menjalankan plane A” terang Kamsol, Selasa (20/10).

Untuk plane B, jika asap hilang, sekolah kembali masuk setiap hari dan proses belajar mengajar seperti biasa. Namun ada tambahan jam pelajaran selama dua jam setiap harinya.

Hal tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pelajaran selama libur akibat asap.
Rencana ini sudah disetujui Dinas Pendidikan. "Tadi saya sudah ditelpon dan apa yang kita sepakati telah disetujui.

Tidak di Riau saja, tapi di beberapa provinsi lainnya seperti Kalimantan, Jambi, dan Pelambang,” ungkapannya
Disinggung mengenai jadwal ujian mid semester yang seharusnya sudah dijalankan minggu ketiga November, Kamsol menjelaskan mid bukan hal yang wajib, boleh dijalankan dan boleh tidak.

Karena ujian mid hanya untuk mengulangi materi pelajaran sebelm ujian semester.
Dua minggu menjelang ujian boleh dijalankan ujian mid. Itu hanya sebagai ujian materi mengevaluasi pelajaran. Jadi boleh dijalankan boleh tidak dalam situasi seperti ini.

Sementara untuk jadwal ujian semester ganjil tetap sesuai dengan jadwal yang telah disepakati seluruh kabupaten kota, pada tanggal 17-23 Desemer 2015. Jadi liburan semester pertama pada 4 sampai 8 Januari, setelah itu baru terima rapor.

Persyaratan lainnya, murid-murid diminta memakai masker dalam kelas dengan pengawasan guru. Adapun pihak Puskesmas Kecamatan diminta melakukan patroli kesehatan dengan mobil keliling untuk mengantisipasi munculnya gangguan kesehatan murid yang sekolah di tengah asap.

Menurut Kamsol, libur panjang tidak terjadwal berdasarkan kajian psikologi membuat kejiwaan anak didik terganggu.

Oleh karena itu, kegiatan sekolah harus dilaksanakan dengan berbagai modifikasi untuk meringankan dampak kesehatan. Bagaimanapun, dalam kondisi asap, di rumah ataupun sekolah, murid-murid tetap akan terpapar asap.***