Mulai dari Mantrai Sawah, Hingga Bunuh Ulat Satu per Satu

Mulai dari Mantrai Sawah, Hingga Bunuh Ulat Satu per Satu

TELUK KUANTAN (HR)-Serangan hama ulat tanaman padi di Kecamatan Pangean semakin menjadi-jadi, dan membuat padi tidak tumbuh sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar sawah selamat hingga panen.

Seperti yang dilakukan Musdiana (65), ia tak bisa diam tanaman padi yang telah berumur satu bulan dimakan ulat. Bersama petani lainnya melakukan sebuah ritual mengusir ulat, dimana sawah di Desa Pauh Angit Hulu dibacakan sebuah mantra.

"Kami kehilangan akal mengusir ulat, kami telah minta ke orang pandai agar ulat segera pergi," ujar Musdiana.

"Kalau padi tak selamat, maka kami menganggap tahun ini tak selamat. Sebab, kami bertanam padi untuk makan satu tahun," ujar Musdiana. Dikatakan dia, ulat yang menyerang padinya tidak memakan sampai habis. Meski demikian, keberadaan ulat sangat mengganggu pertumbuhan padi.

Bisa dilihat, di setiap rumpun padi ada tiga sampai lima ekor ulat yang bersarang. Kalau gulungnya besar, biasanya hanya satu ekor tapi sangat besar.

Tidak puas dengan mantra yang diberikan, Musdiana melucuti satu per satu ulat dari rumpun padi. Ia mengaku tak merasa jijik dan langsung membunuhnya.

Dikatakan Musdiana, kondisi ini sudah diketahui PPL Pertanian Pangean. Bahkan, beberapa petugas telah melihat langsung tanaman yang terserang ulat. "Mereka bilang, ini hama putih dan akan hilang disaat hujan turun," katanya.

Lain halnya dengan Daniar (60), sawah miliknya tidak hanya diserang hama ulat, tapi juga hama keong. Akibatnya, beberapa kali ia telah melakukan penanaman ulang.

"Sudah tak terhitung banyaknya siput yang dikumpulkan, tapi kerusakan tetap tak bisa dihindarkan," katanya. Ia berharap, pemerintah memiliki solusi untuk mengatasi persoalan petani. (mg2)