Kabut Asap Makin Parah

Disdik Siapkan Dua Rencana

Disdik Siapkan Dua Rencana

PEKANBARU (HR)-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau telah menyiapkan dua rencana, untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Langkah ini ditempuh untuk mengantisipasi perkembangan kabut asap, yang kian hari kian mengkhawatirkan.

Sementara itu, dalam dua hari ini, Indeks Standar Pencemar Udara (Ispu) di seluruh kabupaten/Kota sudah masuk kembali pada level berbahaya. Sama dengan sebelumnya,
asap yang terjadi saat ini masih didominasi kiriman dari provinsi tetangga, khususnya Sumatera Selatan. Hingga saat ini, titik api di provinsi itu masih mencapai ratusan titik.  

Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Kamsol, untuk saat ini, aktivitas belajar mengajar di sekolah kembali diliburkan. Hal itu mengingat kabut asap kian hari kian mengkhawatirkan. Namun Disdik Riau bersama instansi terkait di kabupaten/kota, telah menyiapkan dua rencana.

Untuk rencana A, jika asap masih tetap berlanjut maka sekolah tetap Senin dan Kamis, dengan durasi antara satu hingga dua jam. Dalam rencana ini, guru memberikan materi dan tugas kepada siswa.

"Kalau sekolah yang ber-AC dan ada fasilitas lainnya yang bisa menghilangkan asap, boleh masuk kelas setiap hari, tapi tidak terlalu lama di dalam ruangan. Dengan kondisi asap yang setebal saat ini sekolah diliburkan dan menjalankan plane A," terang Kamsol, Selasa (20/10).

Sedangkan untuk plane B, jika asap telah hilang, sekolah kembali masuk setiap hari, dan proses belajar mengajar berjalan seperti biasa. Namun ada tambahan jam pelajaran selam dua jam setiap harinya. Hal tersebut dilakukan untuk mengejar ketertinggalan pelajaran selama libur akibat asap.

"Rencana ini sudah disetujui Dirjen Pendidikan. Tadi saya sudah ditelepon dan apa yang kita sepakati ini telah disetujui. Tidak di Riau saja, tapi di beberapa Provinsi lain seperti Kalimantan, Jambi dan Pelambang juga merasakan hal yang sama," ungkapnya.

Disinggung mengenai jadwal ujian mid semester yang seharusnya sudah dijalankan pada minggu ketiga November ini, Kamsol menjelaskan, mid semester bukanlah hal yang wajib, boleh dijalankan dan boleh tidak dijalankan. Karena ujian mid ini hanya untuk mengulangi materi pelajaran sebelum ujian semeseter.

"Dua minggu menjelang ujian juga boleh dijalankan ujian mid. Itu hanya sebagai ujian materi untuk mengevaluasi pelajaran. Jadi boleh dijalankan boleh tidak dengan situasi seperti ini," katanya.

Sementara untuk hadwal ujian semester ganjil tetap sesuai dengan jadwal awal yang telah disepakati seluruh Kabupaten Kota, pada tanggal 17-23 Desember 2015. "Jadi libura semester pertama pada tanggal 4 sampai tanggal 8 Januari, setelah itu baru terima lapor," tambahnya.

Sumsel Ratusan Titik
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, mengatakan, titik hotspot di Sumatera Selatan, hingga Selasa kemarin tidak kunjung berkurang. Bahkan jumlahnya mencapai 456 titik. Sedangkan di Provinsi Jambi, titik api mencapai 67 titik. Kedua daerah ini masih tetap menjadi penyumbang asap terbanyak di Riau saat ini.

"Selagi hotspot di Palembang tidak hilang maka asap yang dibawa angin ke Riau akan tetap ada. Di wilayah kita sendiri hotspot hanya 24. Itu ada di Kabupaten Meranti, Inhu dan Inhil," terangnya.

Sempat Mendarat
Sama dengan hari sebelumnya, aktivitas di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, masih lumpuh karena jarak pandang yang terbatas akibat kabut asap. Namun pada Selasa siang kemarin, asap sempat menipis pada pukul 12.00-15.00 WIB. Ketika itu, jarak pandang mencapai 1.000 meter.  

Kondisi itu dimanfaatkan dua maskapai penerbangan untuk mendarat. Keduanya maskapai itu adalah Citilink dari Batam pada pukul 14.30 WIB dan Silk Air pada pukul 13.15 WIB dari Singapura.

Namun setelah pukul 15.00 WIB ke atas, kabut asap kembali tebal dan jarak pandang hanya 700 meter di Bandara SSK II Pekanbaru. Tidak satu pun maskapai yang berani mendarat maupun terbang.

Airport Duty manager Bandara SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan, mengatakan, dari pagi hingga siang pukul 12.00 WIB tidak satu pun pesawat yang terbang dan mendarat. Begitu juga pada pukul 15.00 WIB hingga malam juga tidak ada maskapai yang datang dan terbang.

"Hanya dua maskapai itu saja yang mendarat, dengan jarak pandang 1.000 meter. Ada sekitar 30 penerbangan yang membatalkan, yang on scedul 40. Tapi dengan asap seperti ini bisa saja tidak ada aktivitas lagi," jelas Ibnu. (nur)