Kunjungi Danau PLTA Koto Panjang

Ardo Janji Bantu Kelompok Sadar Wisata

Ardo Janji Bantu Kelompok Sadar Wisata

PULAU GADANG (HR)-Potensi wisata Danau PLTA Koto Panjang terus diupayakan agar bisa memberikan dampak ekonomi untuk masyarakat. Sabtu (17/10) giliran Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten  Kampar Rahmat Jevary Juniardo yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III DPRD Kampar berkunjung menikmati keindahan danau ini.

Pria yang juga merupakan anggota DPRD Kabupaten Kampar dari daerah pemilihan IV ini berjanji siap membantu perjuangan Kelompok Sadar Wisata (Pok Darwis) Kampuong Danau Koto Panjang yang dibentuk masyarakat Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar untuk mengembangkan potensi wisata di danau ini.

Pria yang akrab disapa Ardo dalam kunjungan ini tidak datang sendiri. Ia ditemani oleh Sekretaris DPD KNPI Kampar Taufik Syarkawi, Bendahara Khairul Azmi, Wakil Ketua Said Ahmad Badrun, Daniel Hidayat Pasai, Fery Dwi Septian dan sejumlah pengurus DPD KNPI Kampar lainnya dan pengurus kecamatan KNPI XIII Koto Kampar.

Kedatangan Ardo disambut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pok Darwis) Kampuong Danau Koto Panjang Wowon dan belasan anggota.
Rombongan pengurus DPD KNPI Kampar ini menyempatkan berhenti di sebuah pulau yang berada di bekas perkampungan lama Desa Pulau Gadang.

 Di pulau ini Ardo dan rombongan santap siang bersama belasan pengurus Pok Darwis Kampuong Danau Desa Pulau Gadang. Dia siap membantu apa saja, namun kepada pengurus Pok Darwis Ardo minta agar potensi wisata di danau ini betul-betul dikelola dengan baik.

"Orang datang ke sini jangan hanya melihat-lihat danau lalu pulang. Lalu hanya sekali saja mau datang ke sini. Kalau bisa orang yang datang ke sini tidak hanya sekali namun berkali-kali dan jumlah kunjungan terus bertambah," ujar Ardo.

Menanggapi hal itu, Ketua Pok Darwis Kampuong Danau Wowon menyampaikan, banyak sekali potensi wisata yang akan ditawarkan kepada pengunjung. Di antaranya wisata memancing, air terjun, berkeliling danau ditambah wisata religi dan sejarah yang ada di Desa Pulau Gadang. Namun dia mengakui hal itu belum bisa maksimal karena kelompok ini masih mengalami keterbatasan armada. Salah satu yang dibutuhkan adalah speed boat dan  sampan ukuran besar.(hir)