WACANA TERHADAP PELAKU CABUL

Ketua IDI: Silakan Mensos Potong Sendiri

Ketua IDI: Silakan Mensos Potong Sendiri

JAKARTA (HR)-Wacana Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa perihal hukuman potong saraf libido bagi pelaku kekerasan fisik dan seksual terhadap anak dan perempuan dianggap tidak masuk akal. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bahkan meminta agar Khofifah yang langsung memotongnya.

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) IDI,  Zaenal Abidin mengatakan, petugas dokter tidak bisa menghukum seseorang dengan memotong organ tubuhnya. Sebab, itu sudah melanggar aturan.

"Siapa yang mau potong? Asal menterinya (Khofifah) sendiri yang mau potong boleh. Peraturan kesehatan, dokter tidak boleh mencederai seseorang," ucapnya ketika ditemui di Jakarta, Sabtu (10/10).
Zaenal menuturkan, imbauan pemerintah itu akan menjadi polemik. Pasalnya tidak ada regulasi yang mengatur hukuman itu.

"Karena kan ada hukum dan peraturan yang berlaku. Saya tidak pernah melihat atau mendengar atau melakukan memotong alat seksual orang," ungkapnya.
Menurutnya, jika dokter diberikan mandat oleh pemerintah untuk memotong pasti akan ada nalurinya untuk menyambungkannya kembali. Maka dari itu pihaknya menyerahkan persoalan ini kepada pemerintah, namun tidak melibatkan profesi dokter.

"Jadi selalu Saya ingatkan bahwa pemerintah jika ingin membuat statement terutama untuk mematikan orang, merusak orang, maka silakan saja tapi jangan melibatkan dokter," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan hukum harus ditegakkan terhadap para pelaku kekerasan fisik dan seksual terhadap anak dan perempuan. Tidak hanya itu, dia juga mendorong agar hukuman pelaku diperberat dengan memotong saraf libidonya.(mdc/rin)