TOUR DE SINGKARAK 2015

Empat Tim Kuat Jepang Ambil Bagian

Empat Tim Kuat Jepang Ambil Bagian

PADANG (HR)-Untuk mengimbangi kekuatan pembalap sepeda dari Iran dalam ajang Tour de Singkarak (TdS) 2015 pada 3-11 Oktober 2015, pantia mengundang empat tim pembalap sepeda dari Jepang, yang secara peringkat dunia juga masuk dalam tiga besar.

Race director TdS 2015, Sondi Sampoerno mengatakan, hal ini dilakukan untuk memberikan perlawanan kuat serta mengimbangi kekuatan tim dari Iran yang diketahui selalu mendominasi sejak penyelenggaraan TdS pertama.

“Kita sengaja mengundang empat tim pembalap dari Jepang untuk mengimbangi kekuatan tim dari Iran. Tujuannya agar persaingan antarpembalap di ajang TdS terus ketat dan semakin seru, atau minimal berimbang,” kata Sondi Sampoerno.

Empat tim Jepang yang diundang itu adalah Asian Racing Team, Brigestone Anchor Cycling Team, Kinan Cycling Team, dan Simano Racing Team. Nantinya mereka akan berhadapan dengan tim Iran, yaitu Pishgaman Giant Team dan Tabriz Petrochemical Team, tim tangguh dalam ajang TdS.

Selain mengundang tim kuat yang bakal mengimbangi perlawanan Iran, panitia penyelenggaran juga mengundang beberapa tim lain yang disesuaikan dengan pangsa pasar pariwisata Sumbar. Tim tersebut berasal dari Timur Tengah, Malaysia dan China. Setelah acara TdS selesai, panitia berharap adanya peningkatan wisatawan ke Sumbar.

Menurut catatan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) dan panitia penyelenggara sesuai yang dikeluarkan oleh Union Sycysta Internationale (USI) sebagai badan dunia yang mewadahi ajang balap sepeda, untuk saat ini degree classification Tour De Singkarak berada pada poin 2.2 upper second-class honours.

Poin ini dapat berubah menjadi 2.1 first-class honours atau degree classification protur seperti yang dipegang oleh Tour De France apabila fasilitas penunjang lainnya dibenahi dan menyesuaikan dengan standar yang diinginkan para tim mau pun pembalap.

“Dari segi kualitas rute lintasan, Tour de Singkarak tidak kalah dengan lintasan lain, bahkan bisa mengimbangi lintasan di Eropa. Namun dari sisi fasilitas penunjang, seperti halnya hotel dan penginapan, kami masih jauh dari standar,” ujarnya.

Dengan demikian harap Sondi, jika berbicara masalah nilai jual kepariwisataan Sumbar, sudah sepatutnya jika Pemerintah Daerah melakukan pembenahan yang lebih baik lagi dari segi kualitas fasilitas penunjang.

TdS menurutnya, hanya merupakan batu loncatan untuk pengembangan pariwisata. Namun bagaimana sistem kedepan agar ada peningkatan dari pengunjung (turis), itu tergantung dari keseriusan Pemda setempat.

Sondi membandingkan dengan acara Tour de Langkawi Malaysia. Saat ini, degree classification Tour de Langkawi berada pada poin 2.1 first-class honours. Hal tersebut dikarenakan, fasilitas penunjang Tour de Langkawi Malaysia memiliki kualitas yang cukup baik, mulai dari hotel hingga hal lainnya. Jika dibandingkan dengan medan lintasan, kualitas rute TsD jauh lebih menantang.(ozc/pep)