Sengketa Lahan Desa-Aliantan

Minta Gubri dan Kapolda Turun Gunung

Minta Gubri dan Kapolda Turun Gunung

KABUN (HR)- Ninik mamak warga Desa Koto Rana, Kecamatan Kabun meminta kepada Gubernur Riau dan Kapolda Riau, supaya turun gunung menyelesaikan sengketa lahan yang terjadi antara warga Desa Koto Ranah dengan kelompok tani Desa Aliantan.
Dijelaskan Adnan, ninik mamak bergelar Datuk Jalo Sati, Kamis (17/9), kasus sengketa saling klaim tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2006 silam. Selain berlangsung lama, sengketa lahan tersebut juga sudah memakan korban. Sekitar tahun 2012 pernah terjadi bentrok fisik dan seorang warga Desa Koto Ranah ditahan dan divonis 8 bulan kurungan.
Luas lahan yang diperebutkan antara warga Desa Koto Ranah dengan kelompok tani yang ada di Desa Aliantan sekitar 500 hektare. Warga Desa Koto Ranah mengklaim lahan tersebut merupakan lahan perladangan yang sejak jaman dulunya. Hal ini mereka membuktikan dengan tanaman keras yang sudah ditanami seperti karet, durian dan lainnya.
Namun kelompok tani Desa Aliantan mengklaim wilayah tersebut masuk ke wilayah mereka. Dengan bermodalkan koperasi, Poktan Desa Aliantan ini mengerahkan alat berat untuk membuka lahan sekaligus menumbangkan kebun karet milik warga Desa Koto Ranah. Merasa tidak terima warga Koto Ranah, mendatangi kelompok tani, dan bentrok fisik pun akhirnya meledak.
“Sengketa lahan ini sudah pernah kita disampaikan kepada Pemda Rohul dan Dinas Kehutanan. Bahkan kasus penyerobotan lahan ini sudah kita laporkan ke Polres Rohul, tapi hasilnya nol. Tidak itu saja, kasus ini juga sudah pernah dimediasi di lembaga DPRD Rohul, tapi hasilnya tetap nihil. Justru itu sebagai Ninik Mamak, kami meminta kepada Gubernur dan Kapolda Riau, agar turun ke Rohul untuk menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai terjadi bentrok lagi,” tegas Adnan. (gus)