Atasi Kabut Asap, Indonesia Tolak Tawaran Singapura

Atasi Kabut Asap, Indonesia Tolak Tawaran Singapura

JAKARTA (HR)-Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan, pemerintah hingga saat ini masih belum membutuhkan bantuan dari luar negeri.

 Tawaran yang disampaikan Singapura pun tidak akan diterima Indonesia, sebab masalah ini dianggap masih bisa diatasi sendiri oleh peralatan yang dimiliki Indonesia.

"Enggak (diterima). Dia cuma mau bantu satu pesawat aja, gimana," ujar Siti usai rapat terbatas soal penanganan asap di Istana Kepresidenan, Rabu (16/9).

Dia menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia mengerahkan 25 unit pesawat untuk melakukan water bombing di Sumatera dan Kalimantan.

 Pesawat itu merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Tentara Nasional Indonesia, dan juga Badan SAR Nasional (Basarnas).

 Seluruh pesawat itu, sebut Siti, memiliki kapasitas 4.500 liter air. Spesifikasi pesawat itu tidak jauh berbeda dengan pesawat yang ditawarkan oleh pemerintah Singapura.

Siti pun mengaku sudah berhubungan dengan Menteri Lingkungan Hidup Singapura untuk menjelaskan langkah yang sedang dilakukan Indonesia. Dengan fasilitas yang dimiliki Indonesia, Siti optimis bahwa penanganan asap tuntas dalam waktu singkat.

Kepala BNPB Willem Rampangilei menyampaikan, persoalan asap di Riau ditargetkan selesai 14 hari, Sumatera Selatan 30 hari, Jambi 30 hari, dan Kalimantan 30 hari.

"Arahan dari Presiden agar penegakan hukum dilaksanakan secara tegas dan menimbulkan efek jera sehingga masa depan tidak terjadi lagi. Presiden pun meminta agar padamkan api dan hilangkan asap segera," ujar Siti.

Kebakaran hutan kini melanda di sejumlah wilayah di Indonesia mulai dari Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Kebakaran terjadi karena adanya aksi pembakaran besar-besaran yang dilakukan untuk membuka lahan perkebunan baru.

Akibat kebakaran ini, asap tebal pun sampai ke pusat kota. Asap akhirnya membuat penerbangan terganggu dan juga kondisi kesehatan warga yang mulai terserang penyakit inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA).(kom/rio)