Ketua DPRD Minta SKPD Lebih Serius

Ketua DPRD Minta SKPD Lebih Serius

BANGKINANG (HR)-Kabut asap di Kabupaten Kampar, Senin (14/9) semakin tebal. Hal ini semakin membuat masyarakat gusar dan minta pemerintah maupun pemerintah daerah bergerak lebih cepat dan serius.

Menyikapi kerisauan masyarakat, Ketua DPRD Kabupaten Kampar Ahmad Fikri kepada Haluan Riau minta satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait bekerja lebih serius lagi dan menambah upaya pemadaman titik api yang terjadi di wilayah Kabupaten Kampar. Apalagi menurut Fikri Provinsi Riau telah ditetapkan sebagai daerah darurat kabut asap oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Sekarang ini Riau telah ditetapkan darurat pencemaran udara, Pemkab Kampar mau tak mau harus lebih giat lagi, harus serius lagi, ini semua harus diurus, harus diupayakan," ujar Fikri.

Menurut Fikri, memang SKPD dan seluruh unsur di Kabupaten Kampar sudah dilibatkan dalam upaya pemadaman titik api di Kampar sampai ke desa-desa namun karena adanya titik api di Kampar dan beberapa titik api baru muncul dengan adanya peristiwa kebakaran yang terjadi baru-baru ini.

"Tim memang sudah ada, sudah bekerja, artinya lebih serius lagi penanganan asap dan titik api ini," imbuh pria yang akrab disapa Ongah ini. Pemkab harus terus menjalin kerjasama dengan Pemprov Riau dan Pemerintah Pusat serta pihak terkait dengan penanggulangan bencana. Fikri juga minta Bupati Kampar mengerahkan semua kekuatan agar masalah asap segera bisa diatasi.

Akibat kabut asap di Kampar tidak hanya meningkatnya jumlah orang yang sakit namun di sisi lain  telah banyak mengorbankan jam belajar pelajar di Kampar karena jam belajar menjadi tidak efektif karena sering diliburkan. Selain itu kinerja pegawai juga terganggu. Persoalan lain yang muncul akibat kabut asap ini adalah menurunnya perekonomian masyarakat.  

"Aktivitas ekonomi masyarakat terganggu, kondisi masyarakat juga sulit, harga karet dan sawit turun, masyarakat juga sulit mau belanja ke pasar, kalau misalnya ibu-ibu membawa sayur ke pasar dagangannya laku, sekarang ini mereka sulit menjual sayur-sayurnya," beber Fikri.(hir)