Bisnis Perhotelan Merugi

Karyawan Terancam Di-PHK

Karyawan Terancam Di-PHK

PEKANBARU (HR)-Kondisi udara di Riau, tidak saja mengkhawatirkan dan berbahaya bagi kesehatan, tetapi juga berdampak pada bisnis perhotelan dan pariwisata di Riau. Bahkan berdampak terhadap Pemutusan Hubungan Kerja bagi beberapa karyawan pada perusahaan perhotelan.

Demikian diungkapkan Ketua PHRI Riau, Ondhi Sukmara kepada Haluan Riau, Senin (14/9). Dikatakannya, saat ini belum bisa diprediksi berapa jumlah kerugian yang diderita oleh perhotelan yang ada di Riau. Dari data hotel yang ada di Pekanbaru untuk hotel bintang 3 ke atas berjumlah 23 hotel dan hotel bintang 2 berjumlah 75 hotel.
"Bagaimana kita mau menambah omzet, kalau kondisi asap semakin parah. Berdampak pada  penjualan baik kamar (occupansi) maupun restoran.

turun hingga 20 persen. Biasanya kita bisa mencapai angka 64 persen, tapi sekarang bisa mencapai 45 persen saja sudah Alhamdulillah,"ujar Ondhi.

Dijelaskan Ondhi, saat ini banyak hotel hanya pasrah saja karena tidak bisa berbuat banyak atas kondisi ini. Penurunan omzet ini terjadi karena tidak bisanya terselenggaranya berbagai kegiatan atau acara. Karena banyaknya jadwal penerbangan bandara yang batal dan tidak bisa mendarat, dan juga jaringan laut pun ikut terganggu. Sehingga banyak acara yang batal diselenggarakan, karena narasumber tidak jadi datang.

"Bagaimana acara bisa terselenggara, ada acara seminar atau pelatihan narasumber batal datang, acara keagamaan pendeta tak jadi datang. Bahkan baru-baru ini ada tabligh akbar tetapi penceramahnya tak jadi datang karena tak bisa mendarat. Kita haru berbuat apa, hanya bisa tegak bendera putih saja,"papar Ondhi.

"Memang untuk bangkrut mungkin belum ada, dan kita berharap itu tidak terjadi. Tetapi jika pihak perhotelan melakukan PHK bisa jadi, karena pakai apa mau dibayar gajinya. Jika pemasukan tidak ada,"tandasnya lagi sambil tersenyum.

Oleh karena itu, lanjut Ondhi, diharapkan ada upaya dari pemerintah untuk bisa serius dalam menyelesaikan dan menuntaskan masalah yang sudah menjadi musiman ini. Apalagi ini menyangkut hajat hidup orang banyak serta sektor pariwisata Riau bisa bergairah kembali," harapnya. (nie)