Asita: Pariwisata Rugi Miliaran Rupiah Akibat Asap

Asita: Pariwisata Rugi Miliaran Rupiah Akibat Asap

Padang (HR)-Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengemukakan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera sepekan terakhir telah menimbulkan kerugian pada sektor pariwisata mencapai miliaran rupiah setiap hari.

"Jumlah kunjungan turis ke Riau, Jambi dan Sumatera Selatan yang dilanda kabut asap mencapai 5.000 orang setiap hari, kalau satu orang berbelanja Rp1 juta maka dunia pariwisata kehilangan uang Rp5 miliar per hari," kata Ketua Umum Asita Asnawi Bahar di Padang, Selasa.

Menurut dia jika kabut asap terjadi dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak luar biasa, terutama pada sektor ekonomi kerakyatan dan usaha kecil dan menengah.

Oleh sebab itu, Asita minta Pemerintah Pusat serius menanggulangi kabut asap karena yang akan terdampak adalah rakyat kecil, ujar dia.

Asnawi mengatakan saat ini Asita sedang menyiasati agar rencana kunjungan wisatawan ke Sumatera yang batal akibat kabut asap dapat ditunda, bukan dibatalkan.

Tentu saja ini akan menambah beban karena harus dilakukan penjadwalan ulang penginapan, restoran hingga jasa pemandu wisata, ucapnya.

Ia menyampaikan industri pariwisata Sumatera terpukul akibat kabut asap dan khawatir target kunjungan 10 juta wisatawan mancanegara ke Tanah Air bisa tidak tercapai, jika kabut asap berlangsung lama.

Tidak hanya itu, kata Asnawi target kunjungan wisata domestik sebanyak 275 juta perjalanan juga akan sulit tercapai dalam kondisi seperti ini.

Ia meminta Pemerintah Pusat benar-benar serius menangani kabut asap, karena jika berlangsung dalam jangka panjang akan menyebabkan kerugian bagi masyarakat.

Pemerintah harus mengawal pemadaman api yang menjadi sumber asap, tidak boleh setengah hati karena sudah 18 tahun hal ini terus berulang, ujar dia.

Sementara Penjabat Gubernur Sumbar Reydonnyzar Moenek mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap dampak kabut asap yang menyelimuti daerah itu sejak seminggu terakhir.

Kepekatan kabut asap di Sumbar terus berfluktuasi, kadang tingkat pertikel dalam udara tinggi, kadang rendah. "Oleh sebab itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah belum menetapkan status siaga kabut asap.

 Meski demikian, pemantauan terus dilakukan," tukasnya. Ia mengimbau masyarakat tidak banyak melakukan kegiatan di luar rumah, dan memakai masker jika harus ke luar. (ant/rio)